Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fakta-fakta Kasus Flu Burung Strain Baru: Harus Tetap Waspada Meski Risiko Penularan Rendah

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi flu burung. REUTERS/Dado Ruvic
Ilustrasi flu burung. REUTERS/Dado Ruvic
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Baru-baru ini WHO memberikan penjelasan terkait kasus meninggalnya seorang pria asal Meksiko yang menjadi kasus pertama dari virus flu burung baru (H5N2). Meski WHO menyebut penularan ke manusia tergolong rendah, namun pakar tetap mengimbau agar masyarakat tetap waspada. 

Untuk diketahui, WHO mengkonfirmasi pada Rabu, 5 Juni 2024 bahwa  seorang pria Meksiko menjadi orang pertama di dunia yang meninggal karena jenis flu burung yang sebelumnya tidak pernah terdeteksi pada manusia.

Fakta-fakta Terbaru Kasus Flu Burung 

Berikut merupakan rangkuman dari fakta-fakta terbaru mengenai kasus Flu Burung :

Pakar Sarankan Konsep One Health

Menanggapi kasus Flu Burung (H5N2) yang menimbulkan telah menimbulkan korban pada manusia, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama menyarankan agar konsep Satu Kesehatan (One Health) diterapkan secara nyata. 

"Sehubungan kewaspadaan yang disampaikan WHO tentang meninggalnya kasus pertama akibat penyakit Flu Burung, maka perlu kita ketahui bahwa flu burung adalah salah satu penyakit infeksi yang punya potensi menimbulkan wabah, dan bahkan bukan tidak mungkin menyebar antarnegara," kata Tjandra Yoga di Jakarta, Sabtu, 8 Juni sebagaimana dikutip dari Antaranews

Ia mendorong agar Indonesia mewujudkan penerapan konsep One Health dalam pelayanan kesehatan yang nyata di lapangan, agar tidak hanya sekedar panduan kebijakan semata.
"One Health adalah kerja bersama kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan kesehatan lingkungan," katanya.

Tetap Harus Waspada Terhadap Flu Burung

Tjandra  menyatakan bahwa setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan dunia perlu selalu waspada pada Flu Burung dengan beragam jenisnya.

"Pertama, karena mulanya terjadi pada unggas dan unggas itu di satu sisi dekat dengan manusia, bahkan ada di sekitar rumah. Di sisi lain, mungkin saja dapat terjadi migrasi burung antarnegara dengan sekaligus membawa penularan dan penyebaran penyakit," katanya.

Tjandra yang juga mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara menyebut Flu Burung dapat menular ke manusia seperti sudah beberapa kali pernah terjadi di dunia dan di Indonesia. "Kalau sudah tertular pada manusia, maka kasusnya dapat menjadi berat dan bahkan kematian, gradasinya tergantung jenis Flu Burung yang menulari," katanya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kasus Pertama Virus H5N2

Berdasarkan pernyataan WHO, warga negara bagian Meksiko berusia 59 tahun yang menjadi orang pertama dalam kasus Virus H5N2 dirawat di rumah sakit di Mexico City dan meninggal pada 24 April 2024. Sebelumya ia mengalami demam, sesak napas, diare, mual, dan ketidaknyamanan umum. 

Kementerian Kesehatan Meksiko mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa sumber penularan dalam kasus tersebut belum teridentifikasi. WHO menyatakan bahwa korban tidak memiliki riwayat terpapar unggas atau hewan lain namun memiliki beberapa kondisi medis yang mendasarinya dan telah terbaring di tempat tidur selama tiga minggu.

Kementerian Kesehatan Meksiko juga mengatakan tidak ada bukti penularan dari orang ke orang dalam kasus ini dan telah memantau peternakan di dekat rumah korban. Sementara orang lain yang melakukan kontak dengan orang tersebut dinyatakan negatif dari flu burung, sebagaimana dijelaskan oleh kementerian kesehatan dan WHO.

Laporan Kasus Virus H5N1 di AS dan Australia

Sementara itu, Amerika Serikat telah melaporkan tiga kasus infeksi H5N1 pada manusia setelah terpapar dari sapi. Adapun wabah itu terdeteksi pada sapi perah pada bulan Maret. 

Dua orang mengalami gejala konjungtivitis, sedangkan orang ketiga juga mengalami gejala pernafasan.Meskipun kematian di Meksiko tidak disebabkan oleh strain virus yang sama dengan strain yang saat ini menginfeksi ternak di Amerika Serikat, keduanya disebabkan oleh virus unggas H5.

Australia juga melaporkan kasus pertama infeksi A (H5N1) pada manusia pada bulan Mei, dan menyatakan tidak ada tanda-tanda penularan. Namun ditemukan lebih banyak kasus flu burung H7 pada unggas di peternakan di negara bagian Victoria

Pakar influenza di Universitas Johns Hopkins Andrew Pekosz mengatakan bahwa sejak tahun 1997, virus H5 terus menunjukkan kecenderungan untuk menginfeksi mamalia lebih banyak dibandingkan virus flu burung lainnya.

ANTARA | REUTERS
Pilihan editor: WHO Umumkan Korban Jiwa Pertama di Dunia karena Jenis Flu Burung Baru

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Mudah Menjadi Bidan, Berikut Syarat yang Harus Dipenuhi

3 jam lalu

Rosalinda Delin (44), di Atapupu, Belu, Nusa Tenggara Timur. Rosalinda adalah bidan persalinan yang berhasil merubah tradisi panggang ibu dan bayi pasca melahirkan yang ada di Atambua, Belu. TEMPO/Frannoto
Tak Mudah Menjadi Bidan, Berikut Syarat yang Harus Dipenuhi

Hari Bidan Nasional dirayakan setiap 24 Juni. Syarat menjadi bidan selain keterampilan dan pengetahuan adalah sertifikasi.


IQAir Catat Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat, Belum Berubah Empat Hari Terakhir

2 hari lalu

Deretan gedung bertingkat yang tertutup polusi di Jakarta, Jumat 21 Juni 2024. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 15.53 WIB, Indeks Kualitas Udara (Air Quality Index/AQI) di Jakarta berada pada angka 155 yang menempatkannya sebagai kota besar dengan kualitas udara terburuk kedua di dunia di bawah Kinshasa, Kongo. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
IQAir Catat Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat, Belum Berubah Empat Hari Terakhir

Data IQAir menunjukkan polusi udara di Jakarta sedang tinggi. Konsentrasi polutan PM 2,5 mencapai 80 mikrogram per meter kubik.


Tetap Waspada Risiko Penularan Flu Burung Pada Manusia

3 hari lalu

Pekerja mengangkat angsa berleher hitam yang ditemukan mati di Taim Ecological Reserve di Rio Grande, negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil, 24 Mei 2023. Sejumlah bangkai angsa leher hitam tampak berserakan di Taim Ecological Reserve. ESEC Taim/Handout via REUTERS
Tetap Waspada Risiko Penularan Flu Burung Pada Manusia

Indonesia meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penularan flu burung (Avian Influenza) pada manusia.


Moskow Dilanda Wabah Botulisme 121 Orang Dirawat, Apa Penyebab dan Gejala Penyakit Ini?

4 hari lalu

Orang-orang berjalan melintasi Lapangan Merah dekat Katedral St. Basil dan Menara Spasskaya Kremlin di Moskow tengah, Rusia. REUTERS/Evgenia Novozhenina
Moskow Dilanda Wabah Botulisme 121 Orang Dirawat, Apa Penyebab dan Gejala Penyakit Ini?

Ibu Kota Rusia Moskow dilanda wabah Botulisme, menyebabkan 121 orang perlu perawatan medis. Apa penyebab dan pencegahan Botulisme?


Inilah 11 Negara dengan Jumlah Penduduk Terbanyak yang Bermain Judi Online

7 hari lalu

Ilustrasi judi online. Pixlr Ai
Inilah 11 Negara dengan Jumlah Penduduk Terbanyak yang Bermain Judi Online

Berikut ini adalah daftar negara dengan jumlah penduduk terbanyak yang bermain judi online.


Waspada Bahaya Mengonsumsi Daging Merah Berlebihan, Ini Penyakit yang Datang Tak Diundang

7 hari lalu

Ilustrasi daging merah. Pixabay.com
Waspada Bahaya Mengonsumsi Daging Merah Berlebihan, Ini Penyakit yang Datang Tak Diundang

Mengonsumsi daging merah seperti daging sapi dan daging kambing secara berlebihan mengundang bahaya. Penyakit apa saja yang datang?


3 Faktor Demam Berdarah Jadi Penyakit Endemik di Wilayah ASEAN

8 hari lalu

Dunia tanpa Nyamuk (Keseharian):Dua pria tua bersongkok putih menutup hidung pada saat dilakukan pengasapan untuk mencegah berkembangnya nyamuk demam berdarah di daerah Duren Sawit, Jakarta, 10 Mei 2008. Serangan wabah penyakit mematikan itu sering muncul di Indonesia saat peralihan musim. Fotografer ingin memperlihatkan salah satu suasana khas Indonesia: pengasapan yang rutin. Ketidakacuhan tecermin dalam sikap kedua orang tua itu.(Juara 1: ACHMAD IBRAHIM/AP)
3 Faktor Demam Berdarah Jadi Penyakit Endemik di Wilayah ASEAN

WHO dan ASEAN konsolidasi untuk menangani penyakit demam berdarah yang selalu marak di Asia Tenggara.


Hari Demam Berdarah ASEAN, Bagaimana Awalnya?

8 hari lalu

Ilustrasi nyamuk demam berdarah (pixabay.com)
Hari Demam Berdarah ASEAN, Bagaimana Awalnya?

ASEAN Dengue Day diperingati setiap 15 Juni, upaya untuk mengurangi kasus demam berdarah utamanya di wilayah Asia Tenggara.


4 Fakta Menarik Tentang Si Emas Hijau Tanaman Vanili yang Banyak Diincar Dunia

15 hari lalu

Pohon vanili di hutan Desa Wadas Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Ahad, 27 Maret 2022. TEMPO |  Shinta Maharani
4 Fakta Menarik Tentang Si Emas Hijau Tanaman Vanili yang Banyak Diincar Dunia

Memiliki aroma dan rasa yang manis, perisa vanili banyak dicari untuk berbagai produk di dunia, ini fakta-fakta menarik tanaman itu.


Virus Flu Burung Strain Baru Renggut Korban Pertama, Ini Kronologi dan Usulan Pencegahannya

16 hari lalu

Pejabat kesehatan Korea Selatan mengubur ayam di peternakan unggas tempat virus flu burung H5N6 yang sangat patogen menyebar di Haenam, Korea Selatan, 17 November 2016. Yonhap/via REUTERS
Virus Flu Burung Strain Baru Renggut Korban Pertama, Ini Kronologi dan Usulan Pencegahannya

Flu burung adalah salah satu penyakit infeksi yang punya potensi menimbulkan wabah, dan bahkan bukan tidak mungkin menyebar antarnegara