TEMPO.CO, Jakarta - Sejak akhir 2023, kemarahan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meluas akibat serangan mematikan pada bulan sebelumnya oleh kelompok bersenjata Hamas terhadap masyarakat di sekitar Jalur Gaza.
Protes tersebut, bertepatan dengan jajak pendapat yang menunjukkan lebih dari tiga perempat warga Israel percaya Netanyahu harus mengundurkan diri, menggarisbawahi meningkatnya kemarahan publik terhadap para pemimpin politik dan keamanan mereka.
Terbaru, puluhan ribu pengunjuk rasa kembali mengibarkan bendera Israel dan meneriakkan slogan-slogan yang menentang pemerintahan Netanyahu di Tel Aviv, pada Sabtu, 22 Juni 2024. Dilansir dari Aljazeera, beberapa pengunjuk rasa melakukan aksi dengan menggeletakkan diri di tanah.
Mereka memprotes kepemimpinan Netanyahu dengan menyatakannya sebagai matinya demokrasi. Salah satu orasi dari mantan Kepala Badan Keamanan Domestik Israel Shin Bet, Yuval Diskin, mengecam Netanyahu sebagai perdana menteri terburuk Israel.
Protes besar terjadi di kota Israel setiap minggu yang memprotes cara Netanyahu menangani perang. Protes ini telah berlangsung hampir sembilan bulan di Gaza yang dimulai oleh serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan.
Mereka menuntut pemilihan umum baru dan pengembalian sandera yang ditahan di Gaza. Banyak pengunjuk rasa memegang poster bertuliskan “Menteri Kejahatan” dan “Hentikan Perang”.
Salah seorang pengunjuk rasa menyebutkan, “Saya sangat berharap pemerintah runtuh. Jika kita memilih tanggal pemilu semula pada 2026, maka pemilu tersebut tidak akan menjadi pemilu yang demokratis.”
Jajak pendapat yang pernah dilakukan oleh Channel 13 Television Israel pada 2023 menunjukkan bahwa 76 persen warga Israel berpendapat bahwa Netanyahu, yang kini menjabat perdana menteri untuk keenam kalinya, harus mengundurkan diri dan 64 persen mengatakan negara tersebut harus mengadakan pemilu segera setelah perang.
Ketika ditanya siapa yang paling bersalah atas serangan itu, 44 persen warga Israel menyalahkan PM Israel Netanyahu, sementara 33 persen menyalahkan kepala staf militer dan pejabat senior IDF, dan 5 persen menyalahkan Menteri Pertahanan, menurut jajak pendapat tersebut.
MICHELLE GABRIELA I YUDONO YANUAR | REUTERS | ALJAZEERA
Pilihan Editor: Demo Anti-Netanyahu Digelar Survei 75 Persen Responden Tuntut PM Israel Mundur