Apa tugas polisi?
Provokator ultraortodoks dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, mengawasi 3.000 petugas polisi yang dikerahkan, dengan tujuan menjaga ketertiban. Ben-Gvir juga turun dalam aksi tersebut.
Alih-alih menjanjikan hukum dan ketertiban, ia malah mengancam akan mengalihkan aksi unjuk rasa tersebut untuk menduduki Masjid Al Aqsa, salah satu situs paling suci dalam Islam, yang terletak di dalam kompleks yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount.
“Kita harus menyerang mereka di tempat yang paling penting bagi mereka. Setiap tahun, mereka mengatakan bahwa hal itu tidak pantas dan bukan waktu yang tepat. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Jika kita memberikan izin kepada mereka, kita akan mendapat tanggal 7 Oktober,” kata Ben-Gvir kepada Radio Angkatan Darat Israel.
Kita perlu datang dan mengatakan bahwa Temple Mount adalah milik kita dan Yerusalem adalah milik kita. Jika kami melihat diri kami sebagai pemilik wilayah, musuh akan menghormati kami,” ujarnya.
Apakah ini acara yang disponsori negara?
Selain kehadiran polisi, yang beroperasi di bawah instruksi Ben-Gvir, pemerintah kota Yerusalem membantu membiayai Am KeLavi. Dana juga datang dari Kementerian Pendidikan dan Masyarakat Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Yahudi.
Apakah semua warga Israel mendukung hal ini?
Pawai ini tidak populer secara universal dan masih menghadapi perlawanan dari kelompok liberal dan sayap kiri Israel yang menyusut.
Sebuah editorial di surat kabar Israel Haaretz mencap pawai tersebut sebagai “sebuah festival premanisme Yahudi yang buruk” sementara Laura Wharton, seorang anggota Dewan Kota Yerusalem dan bagian dari partai sayap kiri Meretz, dikutip di media mengatakan: “Saya ngeri bahwa ketika kita sedang berperang, berusaha mempertahankan perbatasan kita, kita mendukung peristiwa yang provokatif tersebut.”
Turut hadir dalam pawai tersebut adalah para aktivis dari organisasi Standing Together, yang akan membawa puluhan sukarelawan untuk melindungi warga Palestina dari segala kekerasan baik yang dilakukan oleh para pengunjuk rasa maupun yang mungkin dilakukan oleh polisi.
AL JAZEERA
Pilihan Editor: Memperingati 'Flag March', Pemukim Israel Serbu Al Quds, Serang Warga Palestina