TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan ribu pemukim yang mengibarkan bendera Israel mengadakan pawai tahunan melalui Yerusalem Timur pada Rabu, 5 Juni 2024. Pawai Bendera (Flag March) tersebut digelar untuk menandai perebutan kota itu dalam perang tahun 1967, dalam apa yang digambarkan oleh para pemimpin mereka sebagai pesan yang menantang karena bentrokan dengan musuh saat ini di Gaza dan Lebanon masih terus berlanjut.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, beberapa peserta pawai bentrok dengan warga Palestina di Kota Tua Yerusalem yang bertembok, tempat yang menjadi titik rawan bagi tiga agama besar. Polisi mengatakan 18 orang, di antaranya remaja, ditangkap, termasuk karena menyerang seorang wartawan.
Kali ini, ketegangan semakin diperparah oleh perang yang telah berlangsung selama hampir delapan bulan melawan Hamas Palestina di Gaza, dan pertempuran sengit dengan Hizbullah di Lebanon - di antara kelompok-kelompok bersenjata regional yang didukung oleh musuh bebuyutan Israel, Iran.
Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya yang tak terpisahkan, berdasarkan akar Yahudi kuno di kota itu, namun kedaulatan tersebut belum diakui secara luas di luar negeri. Warga Palestina menginginkan bagian timur Yerusalem sebagai ibu kota negara masa depan yang mereka harapkan.
"Kami adalah bangsa kuno, bangsa pejuang pemberani, kami berdiri sebagai satu kesatuan dan mempertahankan diri," kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada kabinetnya, mengacu pada perang 1967 melawan beberapa tentara Arab.
"Kita melakukan hal yang sama hari ini melawan Hamas di selatan, Hizbullah di utara dan Iran di timur."
Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, yang menyerukan agar larangan shalat bagi umat Yahudi dicabut, menggambarkan pawai tersebut sebagai aksi bela diri.
"Saya mengatakan kepada Hamas, bahwa Yerusalem, Gerbang Damaskus (di Kota Tua) dan masjid Al Aqsa adalah milik kami," katanya. "Kami tidak akan menyerah sampai menang. Kami tidak akan berhenti. Kami harus menang."
Dengan perlindungan polisi penjajah Israel, para pemukim Israel menyerbu Kota Tua Al Quds yang diduduki dari daerah Bab al-Amoud.
Warga Palestina yang menghadapi serangan di berbagai lingkungan di Kota Tua saat ini menyaksikan provokasi oleh para pemukim Israel, yang sebagian besar bersenjata.
Para pemukim menyerang para jurnalis dan warga Palestina di Bab al-Amoud, memaksa para jurnalis untuk meninggalkan daerah tersebut. Selain itu, para pemukim melontarkan hinaan terhadap Islam dan Arab.