Awal Karir, Terpilih Jadi Walikota Teheran
Pada Mei 2003, dia terpilih sebagai walikota Teheran. Sebagai walikota, dia meningkatkan manajemen lalu lintas kota dan menjaga harga tetap stabil. Dalam pemilihan presiden 2005, dia dengan mudah mengalahkan saingannya yang lebih moderat, mantan presiden Hashemi Rafsanjani.
Sebagai presiden, dia membalikkan arah yang ditetapkan oleh pendahulunya, Mohammad Khatami. Dalam urusan luar negeri, dia dengan gigih membela program nuklir Iran dari kritik internasional, sambil mendapat kecaman internasional dengan komentar yang ditujukan melawan Israel.
Pemerintahannya yang kedua dipenuhi kontroversi setelah penindasan demonstrasi menentang ketidakberesan pemilihan dan di tengah beberapa konfrontasi dengan Ali Khamenei.
Keras Terhadap Israel
Ahmadinejad kerap mengeluarkan pernyataan keras kepada Israel. Ia pernah menyerukan aksi boikot terhadap produk Israel ketika negara Zionis itu melakukan agresi terhadap masyarakat Palestina. Aksi boikot kemudian menjadi upaya solidaritas terhadap Palestina.
Salah satu momen ajakan boikot yang cukup keras pernah diserukan Ahmadinejad pada 2010. Saat itu Presiden Ahmadinejad menyerukan boikot total semua produk Israel dan perusahaan-perusahan yang berbisnis dengan negara itu
Pendaftaran mantan pemimpin populis itu memberi tekanan pada Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Saat menjabat, Ahmadinejad secara terbuka menantang ulama berusia 85 tahun itu, dan upayanya untuk mencalonkan diri pada tahun 2021 dilarang oleh pihak berwenang.
Namun Ahmadinejad tetap populer di kalangan masyarakat miskin karena upaya populisnya dan program pembangunan rumah. Sejak meninggalkan jabatannya, dia gencar bermain media sosial. Ia kerap mengunggah status di X dan menulis surat yang dipublikasikan secara luas kepada para pemimpin dunia.