TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun yakin kebijakan pemerintah Indonesia tentang dukungan untuk Palestina akan tetap sama di bawah pemerintahan baru. Al-Shun mengatakan Presiden RI terpilih periode 2024 - 2029 Prabowo Subianto merupakan teman bagi Palestina.
“Saya percaya dan saya mendengar dari semua orang, tidak ada perubahan dalam kebijakan. Saya mendengar darinya pula bahwa dia akan selalu bersama Palestina. Tidak ada perubahan dalam kebijakan. negara Anda (Indonesia) untuk Palestina,” kata Al-Shun saat konferensi pers di Kedutaan Besar Palestina, Jakarta Pusat pada Jumat, 10 Mei 2034.
Ia berkata bahwa dukungan suatu negara terhadap Palestina bukanlah soal pergantian satu pemimpin ke pemimpin lainnya. Menurutnya, jika suatu negara memiliki prinsip maka kebijakannya tidak akan berubah.
Indonesia telah membela hak bangsa Palestina untuk merdeka di berbagai forum internasional, diwakili Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, khususnya setelah serangan 7 Oktober 2023. Retno sebelumnya pada Februari lalu menyampaikan pernyataan secara lisan di Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, Belanda tentang dampak hukum dari kebijakan dan praktik Israel di Wilayah Pendudukan Palestina.
Prabowo, yang masih menjabat Menteri Pertahanan saat berita ini diturunkan, menghadiri pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza pada 18 Januari lalu dari Jakarta Utara. Menurut keterangan Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, bantuan kemanusiaan itu berupa bahan makanan, selimut, pakaian, perlengkapan bayi, pakaian wanita, susu, tenda lapangan, perlengkapan kebersihan, air mineral dan perlengkapan ibadah.
Dia mengatakan bantuan kemanusiaan itu merupakan bukti bangsa Indonesia terus mendukung rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan. “Kita terus mengerahkan apa yang bisa kita buat untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina,” tuturnya.
Sebelumnya, ia pernah mengatakan bahwa sebuah bangsa membutuhkan kekuatan militer agar tidak “dilindas” seperti Gaza. Dalam ilmu pengetahuan yang paling dasar, pada kekuatan nasional harus ada kekuatan militer. Sebab tanpa kekuatan militer, sejarah peradaban manusia mengajarkan bahwa bangsa itu akan dilindas, seperti di Gaza sekarang ini.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan dan blokade ketat Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 34.904 orang dan melukai 78.514 orang lainnya sejak 7 Oktober 2023. Israel mulai melancarkan agresi besar-besaran di wilayah kantong tersebut setelah Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.139 orang dan menyandera lebih dari 250 orang lainnya.
NABIILA AZZAHRA A. | HAN REVANDA PUTRA
Pilihan editor: Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini