TEMPO.CO, Jakarta - Paus Fransiskus, Kamis, 9 Mei 2024, secara resmi memproklamirkan sebagai Tahun Suci yang dimulai pada akhir Desember, yang akan menekankan perlunya harapan di dunia yang dilanda kelaparan, kemiskinan dan perang.
Salah satu peristiwa terpenting Gereja Katolik Roma, Tahun Suci, atau Jubilee, biasanya diadakan setiap 25 tahun sekali dan diperkirakan akan menarik sekitar 30 juta peziarah ke Roma untuk mencari pengampunan atas dosa-dosa mereka.
Dalam upacara yang diadakan di Basilika Santo Petrus di depan pintu perunggu besar yang dihiasi panel-panel yang menggambarkan dosa manusia dan belas kasihan Tuhan, Paus menyampaikan dekrit yang dikenal sebagai banteng kepausan yang menguraikan visinya untuk harapan baru di tahun ini.
“Harapan ini, yang melampaui kesenangan hidup yang sesaat dan pencapaian tujuan-tujuan jangka pendek kita, membuat kita mampu mengatasi cobaan dan kesulitan, dan mengilhami kita untuk terus maju,” tulis Paus dalam dekrit tersebut.
Dalam dokumen setebal 10 halaman itu, Paus menyinggung banyak tema yang menandai kepausannya, mengecam “skandal” kemiskinan dunia dan kengerian perang, sambil membela hak-hak migran dan kebutuhan untuk meningkatkan angka kelahiran di banyak negara.
Ia juga mengulangi seruannya untuk mengakhiri hukuman mati, meminta pemerintah untuk menawarkan amnesti kepada para tahanan dan mendesak keringanan utang bagi negara-negara miskin.
“Jika kita benar-benar ingin mempersiapkan jalan menuju perdamaian di dunia, marilah kita berkomitmen untuk memperbaiki penyebab ketidakadilan, melunasi utang yang tidak adil dan tidak dapat dibayar, dan memberi makan kepada mereka yang kelaparan,” kata dekrit tersebut.
Jubilee ini akan menguji stamina Paus Fransiskus, yang akan berusia 88 tahun pada Desember dan berulang kali mengalami masalah kesehatan dalam beberapa bulan terakhir, termasuk operasi perut dan serangan flu yang sering terjadi. Dia telah menjadi pemimpin Gereja Katolik yang beranggotakan hampir 1,3 miliar orang sejak 2013.