TEMPO.CO, Jakarta - Israel pada Rabu, 27 Maret 2024, membom setidaknya empat rumah di Rafah. Kondisi ini telah meningkatkan kekhawatiran di antara lebih dari 1 juta warga Gaza yang berlindung ke Rafah, yakni wilayah paling selatan Jalur Gaza. Serangan itu juga menjadi ancaman kalau serangan darat di Rafah akan segera datang.
Otoritas di Kementerian Kesehatan Gaza menyebut salah satu serangan udara pada Rabu kemarin di Rafah, menewaskan 11 orang, yang merupakan satu keluarga. Mussa Dhaheer, warga Rafah, menceritakan dahsyatnya hantaman bom telah membuatnya terbangun dari tidur. Dia membawa putrinya, bergegas keluar untuk melihat situasi. Dia lalu mendapati ayah dan ibunya di antara korban tewas.
"Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya tahu apa yang terjadi. Ayah saya yang mengungsi ke Gaza City bersama teman-temannya yang juga kehilangan tempat tinggal, tiba-tiba 'menghilang' seperti debu," kata Dhaheer kepada Reuters.
Warga Gaza lainnya Jamil Abu Houri mengatakan sengitnya serangan Israel yang masih berlangsung di Gaza, adalah penghinaan pada resolusi Dewan Keamanan PBB yang pada akhir pekan lalu menuntut gencatan senjata secepatnya oleh Israel. Dia pun waswas serangan darat di Rafah akan segera dilakukan setelah sebelumnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan melakukan serangan darat walau dilarang oleh sekutunya Washington karena akan memperburuk bencana kemanusiaan di Gaza.
"Pengeboman telah meningkat dan mereka telah mengancam kami dengan sebuah serangan. Mereka (Israel) mengklaim sudah mendapat lampu hijau untuk melakukan serangan di Rafah. Di mana Dewan Keamanan PBB?," kata Abu Houri.
Sumber di Pemerintah Amerika Serikat pada Rabu, 27 Maret 2024, mengatakan Tel Aviv sudah meminta dijadwal ulang rapat di Washington yang akan mendiskusikan sejumlah rencana di Rafah. Penjadwalan ulang itu diminta berselang beberapa hari setelah Netanyahu membatalkan pembicaraan soal gencatan senjata di Gaza buntut disetujuinya resolusi Dewan Keamanan PBB dan Amerika Serikat tidak menjatuhkan veto.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Ini 5 Pernyataan Nyeleneh Benjamin Netanyahu
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini