TEMPO.CO, Jakarta - Perang Israel-Hamas telah berlangsung selama lima bulan dan hingga berita ini diturunkan, masih belulm memperlihatkan sinyalemen akan berakhir. Sejak serangan 7 Oktober 2023, jumlah korban tewas terus bertambah menjadi 32.430 orang dan sekitar 1.139 orang tewas di Israel per 21 Maret 2024. Tak hanya itu, akibat serangan Israel ini pula, ribuan warga Gaza dilanda kelaparan.
Di sisi lain selama konflik berlangsung, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kerap mengeluarkan pernyataan kontroversial yang memicu debat dan kritik dari berbagai pihak di seluruh dunia. Pernyataan-pernyataan tersebut mulai dari tidak akan menghentikan perang hingga menolak mengakui Palestina sebagai negara. Berikut deretan pernyataan kontroversial Netanyahu yang telah Tempo rangkum dari berbagai sumber.
1.Tidak ada negara palestina
Salah satu pernyataan Netanyahu yang paling kontroversial adalah dia menolak kemungkinan pembentukan negara Palestina. Orang nomor satu di Israel itu, juga mengatakan Israel harus memiliki kendali penuh atas seluruh wilayah Palestina yang berada di sebelah barat Sungai Yordan.
"Posisi yang saya sampaikan didukung mayoritas warga Israel yang mengatakan kepada Anda setelah serangan 7 Oktober: 'Kami tidak ingin melihat negara Palestina'," kata Netanyahu dalam wawancara dengan media Politico, dilansir dari Antara.
Palestina mencari pengakuan diplomatik atas negara merdeka mereka di wilayah Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, yang sebagian diduduki oleh Israel, dan Jalur Gaza. Namun pemerintah Israel menolak mengakui Palestina sebagai entitas politik dan diplomatik yang independen.
2.Dunia terbalik, Israel dituduh melakukan genosida
Pernyataan kontroversial dari Netanyahu selanjutnya adalah mengenai tuduhan genosida yang disematkan ke Israel. Menurut dia, dunia sudah terbalik karena Israel dituduh melakukan genosida, padahal Negeri Bintang Daud tersebut sedang memerangi genosida.
“Kami memerangi teroris dan kami memerangi kebohongan. Hari ini, sekali lagi, kita melihat dunia yang terbalik, dimana Israel dituduh melakukan genosida pada saat negara tersebut sedang memerangi genosida,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis, 11 Januari 2024.
Netanyahu mengklaim, Israel saat ini justru sedang berperang melawan teroris pembunuh yang melakukan kejahatan mengerikan terhadap kemanusiaan. “Mereka membantai, memperkosa, membakar, memutilasi, memenggal kepala anak-anak, perempuan, orang tua, pemuda dan pemudi,” kata Netanyahu.
Ia juga mengaku tak terima dengan segala tuduhan yang ditujukan kepada IDF, militer Israel yang disebut melakukan genosida. Baginya, IDF adalah tentara paling bermoral di dunia yang melakukan segalanya untuk menghindari kerugian bagi non-kombatan, dituduh – oleh perwakilan monster-monster ini – melakukan genosida.
3.Akan terus melancarkan serangan ke Gaza
Netanyahu berulang kali menegaskan Israel akan terus melancarkan serangan terhadap Hamas, termasuk ke kota Rafah di Gaza selatan. Meskipun ada tekanan internasional untuk menghentikannya, namun Netanyahu tetap tidak akan menghentikan perang.
Saat berpidato di acara wisuda di sekolah pelatihan perwira militer Israel, Netanyahu mengatakan Israel harus melawan kejahatan Hamas. Dia menambahkan bahwa Israel akan beroperasi di seluruh Gaza, termasuk Rafah, benteng terakhir Hamas.
“Siapa pun yang meminta kami untuk tidak bertindak di Rafah berarti meminta kami kalah perang dan hal itu tidak akan terjadi,” kata Netanyahu pada Kamis, 7 Maret 2024 dilansir dari Reuters.
4. Menuduh Afrika munafik
Netanyahu juga pernah menyebut Afrika Selatan munafik ketika sidang gugatan terhadap genosida Israel di Gaza mulai digelar oleh Mahkamah Internasional (ICJ) pada Kamis, 11 Januari 2024 di Den Haag, Belanda.
“Kemunafikan Afrika Selatan menjerit setinggi langit. Di manakah Afrika Selatan ketika jutaan orang dibunuh dan diusir dari rumah mereka di Suriah dan Yaman, oleh siapa? Oleh mitra Hamas. Dunia sedang terbalik. Di mana kamu?” kata Netanyahu.
Sebelumnya, Afrika Selatan pada 29 Desember 2023, telah mengajukan gugatan setebal 84 halaman yang memberikan bukti bahwa Israel, sebagai kekuatan pendudukan, melanggar kewajibannya berdasarkan Piagam PBB dan terlibat dalam “tindakan genosida terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza”.
5. Mengklaim kemenangan
Netanyahu pada Minggu, 11 Februari 2024, sesumbar bahwa kemenangan Israel atas Hamas di Gaza sudah dalam jangkauan. “Kemenangan sudah dekat,” kata Netanyahu seperti diwartakan Fox News.
Dia mengatakan pasukan Israel telah berhasil memukul mundur Hamas hingga ke benteng terakhirnya di Gaza dan berpendapat bahwa kampanye tersebut harus terus memberikan pukulan terakhir.
“Kami telah menghancurkan tiga perempat batalion teroris yang mengatur Hamas. Tiga titik, 18 dari 24 – kami tidak akan meninggalkan enam lainnya. Itu sama saja dengan membiarkan seperempat ISIS di Irak tetap berada di tempatnya dan tidak melakukan apa pun. Anda berkata, 'Yah, mereka bisa mendapatkan wilayah kecil mereka. Tidak apa apa.'”
RIZKI DEWI AYU | ANTARA | FOX NEWS | REUTERS
Pilihan editor: Wakil Perdana Menteri Inggris Ungkap Dukungan ke Israel
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini