TEMPO.CO, Jakarta - Tim medis mengungkap serangkaian serangan Israel disepanjang Jalur Gaza pada Rabu, 30 Oktober 2024, setidaknya telah menewaskan 20 orang. Di Salateen area Beit Lahiya, Gaza utara sebanyak delapan orang tewas dalam satu kali serangan udara. Area itu dekat dengan Kementerian Kesehatan Gaza.
Sebelumnya pada Selasa, 29 Oktober 2024, setidaknya 93 orang tewas dan hilang dalam sebuah serangan udara yang menghantam sebuah rumah susun empat lantai. Amerika Serikat menyebut serangan ini menakutkan. Israel belum mau berkomentar perihal ini.
Layanan darurat Gaza mengatakan operasi penyelamatan mereka terhenti karena militer Israel selama tiga Minggu terakhir terus menghantam wilayah Gaza utara. Israel beralasan operasi militer mereka di sana untuk menghancurkan anggota Hamas yang diyakini anggota Hamas telah berkumpul kembali di area itu setelah setahun berkecamuk perang Gaza.
Militer Israel mengirimkan tank-tank ke Beit Lahiya, Beit Hanoun dan Jabalia yang merupakan kamp pengungsi terbesar di Gaza. Militer Israel juga fokus pada penyerangan area baru.
Tim medis mengatakan serangkaian serangan udara Israel di selatan dan tengah Gaza setidaknya telah menewaskan tujuh warga Palestina pada Rabu, 30 Oktober 2024. Di wilayah Sheikh Radwan, Gaza City, serangan Israel menewaskan lima orang dan melukai orang-orang di dekat sebuah klinik.
Kementerian Kesehatan Gaza mengungkap jumlah korban tewas akibat pembantaian oleh militer Israel lewat darat dan udara sudah lebih dari 43 ribu orang.
Tentara Israel terus melancarkan serangan mematikan di Gaza utara sejak 5 Oktober 2024 untuk mencegah Hamas kembali menguat di wilayah yang terkepung tersebut. Namun, Palestina menuduh Israel berusaha menduduki wilayah Gaza dan menggusur paksa penduduknya. Blokade Israel di Gaza juga telah menyebabkan kelangkaan makanan, air, dan obat-obatan.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Menemui Wang Yi di Beijing
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini