TEMPO.CO, Jakarta - Nama Marwan Al-Barghouti mencuat sebagai calon potensial presiden Palestina. Pemimpin gerakan Fatah ini mungkin akan menjadi salah satu tahanan yang dilepaskan dalam kesepakatan pertukaran sandera antara Israel dan Hamas.
Profil Marwan Al-Barghouti
Barghouti adalah seorang pemimpin senior Fatah. Dia adalah salah satu tokoh paling populer dalam perlawanan Palestina dan telah berulang kali diminta untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin Palestina, meskipun saat ini dia sedang dipenjara.
Selain itu, dikutip dari Antara, ia adalah anggota Komite Sentral Fatah yang menurut jajak pendapat Palestina paling diunggulkan dalam memimpin Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah setelah Presiden Mahmoud Abbas
Dilansir dari Jewish Virtual Library, ia menjadi seorang pemimpin lapangan Fatah selama intifada pertama tahun 1987. Putra dari seorang petani ini sering muncul di berbagai demonstrasi, pemakaman dan media Arab. Israel meminta Otoritas Palestina mengekstradisi Barghouti untuk diinterogasi sehubungan dengan sejumlah penembakan di Tepi Barat, tetapi PA menolak. Israel menangkapnya pada tahun 2002 dan mengadilinya karena dinyatakan terlibat terhadap serangan kepada warga Israel.
Pada 20 Mei 2004, Pengadilan Distrik Tel Aviv menghukum Barghouti atas tiga serangan yang menewaskan lima orang Israel, dan juga atas percobaan pembunuhan, serta bersekongkol untuk melakukan perlawanan. Karena kurang bukti, ia dibebaskan dari 33 pembunuhan lain yang dituduhkan kepadanya. Pada 6 Juni 2004, Barghouti dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Pengadilan menyebut Barghouti adalah dalang dari beberapa serangan, yakni pada Juni 2001 di Maale Adumim, dimana seorang biarawan Yunani dibunuh, serangan bulan Januari 2002 di sebuah pom bensin di Givat Zeev, serangan bulan Maret 2002 di restoran Seafood Market di Tel Aviv, dimana tiga orang dibunuh, dan serangan bom mobil di Yerusalem.
Selama 3,5 tahun pertama, ia disekap di sel isolasi. Selama itu pula ia tidak pernah menghubungi keluarganya. Hanya istrinya, Fadwa Barghuti yang diizinkan menjenguk Barghouti.
Kunjungan hanya diperbolehkan dua pekan sekali tiap Selasa. Di penjara Israel, mereka tidak bisa berpelukan atau berpegangan tangan. Hanya saling memandang dan berbicara lewat telepon. Semuanya dipisahkan oleh kaca jendela. Pertemuan dengan penjagaan ketat itu hanya bisa berlangsung selama 45 menit.
Pilihan Editor: Hamas dan Fatah Saling Lempar Kritik Lagi, Tentang Apa?