TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 44 persen warga Israel lebih memilih mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk kembali ke Gedung Putih, dibandingkan 30 persen yang memilih Presiden Joe Biden, menurut jajak pendapat yang diterbitkan oleh Channel 12 pada Selasa malam, 12 Maret 2024.
Sementara, 26 persen lainnya mengatakan mereka tidak tahu memilih siapa di antara Trump dan Biden.
Jajak pendapat tersebut dilakukan pada Selasa dan mencakup tanggapan dari 504 orang yang mewakili sampel seluruh warga Israel berusia 18 tahun ke atas, dengan kesalahan pengambilan sampel maksimum sebesar 4,4 poin persentase.
Biden dan Trump menjadi kandidat presiden terdepan dari masing-masing partai mereka, Demokrat dan Republik, untuk pemilihan presiden Amerika Serikat pada 5 November 2024 mendatang. Sebelumnya, mereka sempat bersaing di Pilpres AS 2020.
Terakhir kali dua kandidat presiden berduel ulang terjadi pada 1956 silam, ketika Presiden Partai Republik Dwight Eisenhower mengalahkan mantan Gubernur Illinois Adlai Stevenson dari Partai Demokrat, untuk kedua kalinya.
Tahun ini, para pemilih Amerika tidak terlalu antusias untuk mengulangi pemilu tahun 2020. Jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan bahwa Biden dan Trump tidak populer di kalangan mayoritas pemilih.
Kembali ke jajak pendapat Channel 12, gejolak politik di Israel juga menjadi fokus selain dari lanskap politik Amerika Serikat.
Ketika ditanya siapa yang mereka pilih sebagai perdana menteri Israel berikutnya, 41 persen responden mengatakan mereka lebih memilih Benny Gantz dan 29 persen lebih memilih Benjamin Netanyahu. Sebanyak 23 persen mengatakan tidak ada satupun kandidat yang cocok untuk posisi tersebut, dan 7 persen mengatakan tidak tahu siapa yang mereka sukai.
Mengenai waktu pemilu Israel berikutnya, 64 persen masyarakat beranggapan negara tersebut harus mengadakan pemilu lebih awal alih-alih menunggu sampai akhir masa jabatan pemerintahan saat ini, yang jatuh pada tahun 2026.
Ketika ditanya tentang perang Israel melawan Hamas, 49 persen responden mengatakan mereka percaya Israel harus segera membentuk Komisi Penyelidikan Negara mengenai peristiwa-peristiwa seputar pembantaian 7 Oktober 2023, sementara 43 persen percaya komisi tersebut harus dibentuk setelah perang berakhir.
Dua persen responden yang percaya bahwa komisi seperti itu tidak diperlukan, sementara enam persen mengatakan mereka tidak yakin.
TIMES OF ISRAEL | REUTERS
Pilihan Editor: Usai Kontroversi Ukraina, Paus Fransiskus Kecam Kegilaan Perang