TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin memperingatkan Barat bahwa Rusia siap menghadapi perang nuklir. Jika Amerika Serikat mengirim pasukan ke Ukraina, hal itu akan dianggap sebagai eskalasi konflik yang signifikan.
Putin mengatakan skenario perang nuklir tidak terburu-buru. Dia menegaskan belum perlu menggunakan senjata nuklir di Ukraina.
“Dari sudut pandang teknis militer, kami tentu saja siap,” kata Putin, 71 tahun, kepada televisi Rossiya-1 dan kantor berita RIA ketika ditanya apakah negaranya benar-benar siap menghadapi perang nuklir.
Putin mengatakan AS memahami bahwa jika mengerahkan pasukan Amerika di wilayah Rusia atau ke Ukraina, hal itu akan dianggap sebagai intervensi. "(Di AS) terdapat cukup banyak spesialis di bidang hubungan Rusia-Amerika dan di bidang pengendalian strategis,” kata Putin.
"Oleh karena itu, saya tidak berpikir bahwa segala sesuatu di sini sedang terburu-buru (konfrontasi nuklir), namun kami siap untuk itu (perang nuklir)," ujarnya.
Peringatan nuklir Putin datang bersamaan dengan tawaran lain untuk melakukan pembicaraan mengenai Ukraina sebagai bagian dari demarkasi baru keamanan Eropa pasca-Perang Dingin. AS mengatakan Putin belum siap untuk melakukan pembicaraan serius mengenai Ukraina.
Pada tahun pemilu AS, negara-negara Barat sedang bergulat bagaimana mendukung Ukraina melawan Rusia. Kini Rusia menguasai hampir seperlima wilayah Ukraina dan mempersenjatai diri jauh lebih cepat dibandingkan negara-negara Barat dan Ukraina.
Putin menegaskan kembali bahwa penggunaan senjata nuklir dijabarkan dalam doktrin nuklir Kremlin. Di dalamnya tercantum kapan dan di mana Rusia akan menggunakan senjata nuklir.
“Senjata ada untuk digunakan,” kata Putin. “Kami memiliki prinsip sendiri.”
Ia juga menegaskan Rusia siap melakukan pembicaraan serius mengenai Ukraina. “Rusia siap melakukan perundingan mengenai Ukraina, namun perundingan tersebut harus didasarkan pada kenyataan dan bukan pada keinginan untuk mengonsumsi obat-obatan psikotropika,” kata Putin.
REUTERS
Pilihan editor: Crazy Rich Malaysia Robert Kuok Beli Mal di Singapura Senilai Rp 6,38 Triliun, Ini Profil dan Usahanya