Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kim Jong Un Genjot Persenjataan Nuklir Korea Utara, Berapa Hulu Ledak Nuklir yang Dimilikinya?

image-gnews
Penampakan kapal selam serang nuklir taktis yang baru diluncurkan di Korea Utara, 8 September 2023. Kapal selam itu ditugaskan ke armada yang berpatroli di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang KCNA via REUTERS
Penampakan kapal selam serang nuklir taktis yang baru diluncurkan di Korea Utara, 8 September 2023. Kapal selam itu ditugaskan ke armada yang berpatroli di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang KCNA via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mendesak pasukan nuklir negaranya untuk mempertahankan kesiagaan tinggi, menurut laporan media pemerintah pada Rabu, 23 Oktober 2024. 

Kim menyampaikan seruan tersebut saat mengunjungi pangkalan rudal strategis Korea Utara, ditemani sejumlah pejabat senior, termasuk saudara perempuannya, Kim Yo Jong, menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).

Kim memuji pasukan rudal strategis sebagai pilar utama strategi pertahanan nasional Korea Utara. Dia menekankan pentingnya memprioritaskan dan memodernisasi kekuatan tersebut sebagai bagian dari tujuan yang lebih besar untuk memperkuat kemampuan militer negara itu.

Mengacu pada meningkatnya kehadiran aset-aset nuklir strategis AS di kawasan, Kim mengatakan bahwa dalam beberapa kesempatan baru-baru ini, sarana nuklir strategis AS menimbulkan ancaman yang semakin meningkat terhadap lingkungan keamanan Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK).

Anggota parlemen Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara telah berjanji untuk menyediakan sekitar 10.000 tentara untuk Rusia dalam perang Rusia-Ukraina. Mereka akan dikerahkan hingga Desember 2024, menurut anggota parlemen tersebut kepada wartawan setelah diberi pengarahan oleh badan intelijen nasional Korea Selatan.

"Tanda-tanda pasukan yang dilatih di dalam Korea Utara terdeteksi pada bulan September dan Oktober," kata Park Sun-won, anggota komite intelijen parlemen, setelah pengarahan. 

Senjata Nuklir Korea Utara

Korea Utara menyatakan bahwa persenjataan nuklir dan rudal balistiknya diperlukan untuk menghadapi ancaman dari Amerika Serikat dan sekutunya, yang berperang melawan Korea Utara dalam Perang Korea 1950-1953.

Pyongyang juga sering memamerkan senjata-senjata ini sebagai simbol prestise nasional dan bukti kekuatan negara. Menurut Arms Control Association yang berbasis di Amerika Serikat, Korea Utara memiliki kemampuan untuk mengirimkan senjata nuklir melalui berbagai sistem rudal berbasis darat, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) yang mampu menjangkau daratan utama Amerika Serikat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Media pemerintah Korea Utara telah menampilkan foto berbagai jenis hulu ledak, tetapi negara itu tidak pernah mengungkapkan jumlah senjata yang dimilikinya, dan para analis serta badan intelijen asing hanya memiliki perkiraan kasar. Pada Juli, sebuah laporan dari Federation of American Scientists menyimpulkan bahwa Korea Utara mungkin telah menghasilkan cukup bahan fisil untuk membangun hingga 90 hulu ledak nuklir, namun kemungkinan baru merakit sekitar 50.

Lee Sang-kyu, pakar teknik nuklir di Korea Institute for Defense Analysis di Korea Selatan, memperkirakan Korea Utara memiliki 80-90 hulu ledak nuklir berbasis uranium dan plutonium, dengan angka yang diperkirakan akan meningkat menjadi 166 pada 2030.

Korea Utara memiliki fasilitas yang tersebar di seluruh negeri yang mendukung program nuklirnya, termasuk tambang untuk pengumpulan uranium mentah, fasilitas pengayaan dan reaktor nuklir untuk mengubah uranium dan plutonium menjadi bahan bakar bom, serta pabrik perakitan senjata. 

Dibangun pada akhir 1950-an dengan bantuan Soviet, Pusat Penelitian Ilmiah Nuklir Yongbyon memiliki setidaknya tiga reaktor yang menurut Korea Utara bertujuan untuk menghasilkan listrik. Pusat ini juga memiliki fasilitas fabrikasi bahan bakar dan pabrik pemrosesan ulang plutonium, tempat material berkualitas senjata dapat diekstraksi dari batang bahan bakar bekas, menurut Nuclear Threat Initiative (NTI), sebuah lembaga think-tank yang berbasis di Washington.

Korea Utara diketahui telah melakukan enam uji coba nuklirnya pada 2006, 2009, 2013, 2016, dan 2017. Para analis meragukan klaim Korea Utara bahwa ledakan pada Januari 2016 adalah bom termonuklir pertama mereka, tetapi meyakini bahwa senjata semacam itu kemungkinan telah diuji pada 2017 dalam sebuah ledakan yang jauh lebih besar daripada uji coba sebelumnya.

ANANDA RIDHO SULISTYA  | DEWI RINA CAHYANiI I ANTARA | REUTERS

Pilihan Editor: Terlibat Perang Rusia-Ukraina, Seberapa Kuat Militer Korea Utara?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WSJ: Balas Serangan Israel, Iran Mungkin Pakai Hulu Ledak lebih Kuat

13 jam lalu

Kepulan asap di atas pinggiran selatan Beirut setelah serangan Israel, terlihat dari Baabda, Lebanon, 22 Oktober 2024. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
WSJ: Balas Serangan Israel, Iran Mungkin Pakai Hulu Ledak lebih Kuat

WSJ melaporkan Iran kemungkinan akan menggunakan hulu ledak yang lebih kuat dalam serangan balasan terhadap Israel dibandingkan serangan sebelumnya


Fakta-fakta Menarik Soal Korea Utara yang Membantu Rusia Melawan Ukraina

20 jam lalu

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi tentara saat memeriksa unit tank Tentara Rakyat Korea, dalam gambar selebaran yang diperoleh pada 25 Maret 2024. KCNA via REUTERS
Fakta-fakta Menarik Soal Korea Utara yang Membantu Rusia Melawan Ukraina

Korea Utara sudah bersiap membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina. Di balik persiapan ini, terdapat beberapa fakta menarik, apa saja?


Pesawat Pengebom AS Bergabung dalam Latihan Gabungan dengan Korea Selatan dan Jepang

1 hari lalu

Pesawat pengebom B-1B Angkatan Udara AS, jet tempur F-16, dan F-35A Angkatan Udara Korea Selatan mengambil bagian dalam latihan udara bersama, Korea Selatan, 19 Maret 2023. Kementerian Pertahanan Korea Selatan/Handout via REUTERS
Pesawat Pengebom AS Bergabung dalam Latihan Gabungan dengan Korea Selatan dan Jepang

Ini adalah keempat kalinya pada tahun ini pesawat pengebom nuklir AS dikerahkan ke Semenanjung Korea


Milisi Kedua Taiwan Tewas dalam Pertempuran di Ukraina

1 hari lalu

Ben grant dan pejuang asing lainnya dari Inggris berfoto saat bersiap untuk berangkat menuju garis depan di timur Ukraina setelah invasi Rusia, di stasiun kereta utama di Lviv, Ukraina, 5 Maret 2022. Ukraina telah membentuk legiun
Milisi Kedua Taiwan Tewas dalam Pertempuran di Ukraina

Media Taiwan mengidentifikasi pria tersebut sebagai Wu Chung-ta dan mengatakan dia kembali ke Ukraina pada Juli setelah pulih dari cedera kaki.


Korea Utara dan Rusia Sepakat Kompak Saling Bantu Bila Diserang

1 hari lalu

Korea Utara dan Rusia Sepakat Kompak Saling Bantu Bila Diserang

Rusia dan Korea Utara menegaskan komitmen kerja sama di tengah memanasnya konflik di Ukraina.


Zelensky Marah, Barat Hanya Menonton Korea Utara Kirim Ribuan Tentara ke Ukraina

2 hari lalu

Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, 21 September 2023. REUTERS/Kevin Lamarque
Zelensky Marah, Barat Hanya Menonton Korea Utara Kirim Ribuan Tentara ke Ukraina

Zelensky mengecam negara sekutu Barat Ukraina yang tak berbuat apa-apa terhadap tentara Korea Utara.


Korea Utara Janji Dukung Rusia Sampai Menang di Ukraina

2 hari lalu

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memantau latihan penembakan artileri oleh Tentara Rakyat Korea di Korea Utara, 7 Maret 2024 dalam gambar yang dirilis pada 8 Maret 2024. KCNA via REUTERS
Korea Utara Janji Dukung Rusia Sampai Menang di Ukraina

Korea Utara


AS Tuduh Rusia Sebarkan Video Hoaks Soal Pemilu AS

2 hari lalu

Kamala Harris dan Donald Trump. FOTO/Erin Schaff/Pool via REUTERS dan REUTERS/Mike Segar
AS Tuduh Rusia Sebarkan Video Hoaks Soal Pemilu AS

Rusia dituduh menyebarkan video hoaks tentang imigran Haiti yang ikut memilih di pemilu AS.


Lima Perusahaan di Singapura Kena Sanksi AS, Dukung Perang Rusia di Ukraina

2 hari lalu

Merlion, patung yang menjadi ikon Singapura (TEMPO/Nia Pratiwi)
Lima Perusahaan di Singapura Kena Sanksi AS, Dukung Perang Rusia di Ukraina

Empat dari perusahaan Singapura diidentifikasi sebagai bagian dari jaringan perusahaan pelayaran yang membantu Novatek, produsen LNG terbesar di Rusia


Korea Selatan Beri Sanksi 11 Warga Korut terkait Peluncuran ICBM

3 hari lalu

Korea Selatan Beri Sanksi 11 Warga Korut terkait Peluncuran ICBM

Korea Selatan pada Jumat 1 November 2024 mengumumkan sanksi baru yang menargetkan 11 individu dan empat entitas dari Korea Utara.