TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia, Sergey Tolchenov, mengungkit pertemuan antara Presiden ke-1 Soekarno dan kosmonot pertama Uni Soviet, Yuri Gagarin, pada 1961.
Cerita itu Tolchenov sampaikan saat Kedutaan Besar Federasi Rusia untuk Indonesia meresmikan monumen tiga tokoh antariksa, Konstantin Eduardovich Tsiolkovski, Sergei Korolev, dan Yuri Gagarin, di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI).
"Presiden pertama Indonesia, Soekarno, selama berkunjung ke Uni Soviet sempat bertemu dengan Yuri Gagarin," kata Tolchenov di FIB UI pada Rabu, 30 Oktober 2024.
Tolchenov juga mengingatkan bahwa Soekarno pernah menganugerahi tanda jasa Bintang Mahaputra kepada Gagarin pada Juni 1961.
"Yuri Gagarin juga dianugerahi dengan bintang tertinggi di Indonesia. Soekarno jadi salah satu pemimpin dunia yang bertemu Yuri Gagarin," ujarnya
Dilansir dari Historia, penghargaan dari Soekarno untuk Gagarin tidak lepas dari perkembangan hubungan diplomatik Indonesia dan Uni Soviet. Pada 1956, Soekarno berkunjung ke Uni Soviet untuk kali pertama. Kunjungan tersebut dibalas oleh Perdana Menteri Nikita Khrushchev yang datang ke Indonesia pada akhir Februari 1960.
Sampai pertengahan 1961, Indonesia telah memperoleh bantuan kredit lunak dari Uni Soviet senilai ratusan juta dolar Amerika, yakni sebesar US $250 juta untuk pengembangan proyek strategis dan US $450 juta dalam bentuk pembelian senjata berat untuk keperluan pembebasan Irian Barat.
Lebih lanjut, Tolchenov berharap agar monumen ketiga tokoh asal negerinya itu dapat menginspirasi para mahasiswa Indonesia. Tolchenov mendorong anak muda Indonesia memiliki mimpi yang sama agar bisa berjelajah ke luar angkasa.
"Ini bukan hanya sekadar simbol relasi, tetapi ini adalah sinyal bagi generasi muda untuk berani menghadapi masa depan," ucap Tolchenov.
Yuri Gagarin merupakan manusia pertama yang terbang selama 108 menit ke luar angkasa dengan pesawat roket Vostok 1. Hidup di era 1934-1968, dia menerima banyak penghargaan dan medali kehormatan, termasuk medali "Hero of the Soviet Union".
Adapun Konstantin Eduardovich Tsiolkovsky dikenal sebagai bapak astronotika dan penerbangan antariksa manusia. Hidup di era 1857 sampai 1935, ide-idenya dianggap visioner karena melihat tentang masa depan umat manusia di luar angkasa jauh melampaui zamannya.
Sedangkan Sergei Pavlovich Korolev merupakan kepala teknisi roket dan perancang pesawat luar angkasa Soviet dalam Perlombaan Antariksa antara Amerika Serikat dan Uni Soviet tahun 1950-an dan 1960-an. Hidup pada 1907-1966, dia dijuluki sebagai bapak astronotika terapan.
Pilihan Editor: Kematian Yuri Gagarin di MiG-15, Rahasia Terpendam yang Diungkap 5 Dekade