TEMPO.CO, Jakarta - Panglima angkatan bersenjata Israel pada Kamis mengisyaratkan kesediaannya untuk meringankan embargo bahan bakar di Jalur Gaza pada masa perang. Ia mengatakan bahwa jika rumah sakit di Gaza kehabisan pasokan, mereka dapat memasok kembali BBM di bawah pengawasan.
Menyusul serangan besar-besaran pembunuhan lintas-perbatasan Hamas yang mengejutkan pada 7 Oktober, Israel telah mengepung Gaza dan melancarkan serangan balasan bertubi-tubi. Israel mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan tetapi melarang suplai bahan bakar, dengan alasan untuk menghabisi Hamas.
Rumah sakit di daerah kantong Palestina semakin meningkatkan kekhawatiran akan berkurangnya pasokan listrik di rumah sakit mereka.
“Perhatikan bahwa, selama lebih dari seminggu, mereka memberi tahu kami bahwa ‘besok bahan bakar di rumah sakit akan habis’. Sejauh ini belum habis,” kata Letnan Jenderal Herzi Halevi saat tampil di televisi, menjawab pertanyaan wartawan.
“Kami akan mengawasi ketika hari itu tiba. Bahan bakar akan ditransfer, dengan pengawasan, ke rumah sakit. Kami akan melakukan segala hal yang diperlukan untuk memastikan bahwa bantuan tersebut tidak sampai ke infrastruktur Hamas, dan tidak hanya digunakan untuk tujuan perang, namun juga untuk keperluan pengobatan orang sakit,” katanya.
Memberi isyarat bahwa Israel bersedia untuk meningkatkan perang, termasuk melawan sekutu Hamas di Lebanon dan tempat lain di kawasan itu, Halevi mengatakan angkatan udara saat ini hanya mengerahkan kurang dari setengah kemampuannya.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Amerika Serikat yang telah mengirimkan bala bantuan angkatan laut ke wilayah tersebut.
“Kemitraan ini penting. Hal ini bisa mencakup isu-isu dialog dan pembagian intelijen, dan bisa juga lebih dari itu,” katanya tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Pilihan Editor: Biden Serukan 'Jeda' Serangan Israel di Gaza untuk Pertama Kalinya
REUTERS