TEMPO.CO, Jakarta - Rusaknya ketertiban sipil telah membuat empat pusat distribusi bantuan PBB dan fasilitas penyimpanan di Gaza tidak berfungsi ketika orang-orang mati-matian mencari makanan dan air, kata seorang pejabat badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA) pada Senin, 30 Oktober 2023.
“Dengan rusaknya ketertiban sipil, setiap hari kini ada ratusan orang yang mencoba masuk ke gudang untuk mencuri tepung,” katanya kepada Reuters.
“Saat ini masyarakat berada dalam mode bertahan hidup. Yang terpenting adalah mendapatkan cukup tepung dan mendapatkan cukup air.”
Ribuan warga Gaza masuk ke gudang PBB pada Minggu untuk menjarah tepung dan barang-barang lainnya. Salah satu gudang, di Deir al-Balah di Gaza tengah, adalah tempat UNRWA menyimpan pasokan yang dikirim oleh konvoi kemanusiaan yang menyeberang ke Gaza dari Mesir.
“Secara efektif, kami telah kehilangan Deir al-Balah. Kami akan lihat apakah kami dapat menjalankannya kembali, tapi tentu saja ini rumit karena saat ini pangkalan (logistik) kayu Rafah telah menjadi magnet bagi orang-orang yang mencari kayu gelondongan. berlindung, mencari perlindungan di bawah bendera PBB, atau mencoba masuk ke gudang untuk mendapatkan tepung,” kata White.
Bantuan ke Gaza terhenti sejak Israel mulai membombardir daerah kantong Palestina sebagai tanggapan atas serangan kelompok militan Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.400 orang.
Ada kecaman internasional yang meningkat atas jumlah korban akibat pengeboman tersebut. Otoritas medis di Gaza yang dikuasai Hamas, yang memiliki populasi 2,3 juta orang, mengatakan pada hari Senin bahwa 8.306 orang – termasuk 3.457 anak di bawah umur – telah terbunuh.
Rick Brennan, direktur darurat regional Organisasi Kesehatan Dunia, mengatakan kepada Reuters bahwa WHO belum dapat memasok dua rumah sakit di Gaza utara, Al Shifa dan Al Quds, karena PBB menganggap tingkat risikonya tidak dapat diterima.
“Ini adalah bencana di atas bencana. Kebutuhan kesehatan melonjak dan kemampuan kita untuk memenuhi kebutuhan tersebut menurun dengan cepat,” katanya, seraya menambahkan bahwa gencatan senjata diperlukan untuk memungkinkan operasi kemanusiaan yang lebih besar.
Sepertiga rumah sakit tidak berfungsi dan 71% klinik tidak berfungsi, katanya. WHO terus memberikan pasokan ke rumah sakit dan klinik di Gaza selatan, namun bantuan yang diberikan sejauh ini secara keseluruhan di Gaza hanya sebatas kebutuhan, katanya.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan sejauh ini 140 truk bantuan telah memasuki Gaza sejak 7 Oktober dan pengiriman terbesar sejauh ini sebanyak 33 truk tiba pada Minggu.
Namun para pejabat PBB mengatakan setidaknya 100 truk setiap hari diperlukan untuk memenuhi kebutuhan mendesak Gaza. Sebelum perang, beberapa ratus truk biasanya tiba di Gaza setiap hari.