TEMPO.CO, Jakarta - Rancangan atau draft resolusi soal gencatan senjata antara Israel dan Palestina pada Senin, 16 Oktober 2023 gagal memperoleh suara yang cukup untuk disahkan di Dewan Keamanan PBB. Rancangan resolusi tersebut disorongkan oleh Rusia.
Dewan Keamanan PBB beranggotakan 15 negara. Rancangan resolusi yang digagas Rusia mendapat lima suara setuju dan empat suara menentang, serta enam suara abstain. Sebuah resolusi Dewan Keamanan memerlukan setidaknya sembilan suara setuju dan tidak ada veto dari lima anggota tetap yaitu Amerika Serikat, Rusia, Cina, Prancis, dan Inggris.
“Hari ini, seluruh dunia menunggu dengan napas tertahan hingga Dewan Keamanan mengambil langkah-langkah untuk mengakhiri pertumpahan darah, namun delegasi negara-negara Barat telah mengabaikan harapan tersebut,” kata Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, usai pemungutan suara.
Draf resolusi tersebut diberikan oleh Rusia kepada Dewan Keamanan PBB dalam pertemuan tertutup pada Jumat, 13 Oktober 2023, yang isinya juga menyerukan pembebasan sandera, akses bantuan kemanusiaan, dan evakuasi aman bagi warga sipil yang membutuhkan.
Rancangan resolusi sepanjang satu halaman itu merujuk pada Israel dan Palestina tetapi tidak secara langsung menyebut nama Hamas, yang melancarkan serangan di Israel dan menewaskan setidaknya 1.400 orang pada Sabtu, 7 Oktober 2023.
“Dengan gagal mengecam Hamas, Rusia memberikan kedok kepada kelompok teroris yang melakukan tindakan brutal terhadap warga sipil yang tidak bersalah. Ini keterlaluan. Ini munafik dan tidak bisa dipertahankan,” kata Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield.
Ia mengatakan Amerika Serikat, yang biasanya melindungi sekutunya, Israel, dari langkah-langkah yang diambil Dewan Keamanan PBB, setuju kalau Dewan Keamanan PBB harus bertindak, tetapi langkah yang diambil pun harus benar. Thomas-Greenfield memastikan pihaknya akan bekerja secara intens dengan semua anggota Dewan Keamanan PBB untuk mewujudkan hal tersebut.
Sementara itu, pemungutan suara untuk rancangan resolusi tandingan dari Brasil yang mengutuk serangan teroris keji yang dilakukan Hamas, ditunda hingga Selasa malam, 17 Oktober 2023 waku setempat. Penundaan ini agar bisa memberi Dewan Keamanan PBB lebih banyak waktu bernegosiasi.
REUTERS
Pilihan Editor: Janji Kampanye Trump: Usir Imigran Pendukung Hamas, dan Larang Muslim Masuk AS