TEMPO.CO, Jakarta - Donald Trump pada Senin berjanji bahwa jika terpilih kembali sebagai presiden, ia akan melarang imigran yang mendukung Hamas memasuki AS dan mengirim petugas ke protes pro-Hamas untuk menangkap dan mendeportasi imigran yang secara terbuka mendukung kelompok militan Palestina tersebut.
Saat kampanye di Iowa, Trump menanggapi pembunuhan Hamas terhadap sedikitnya 1.300 warga Israel yang memicu perang di mana para pejabat kesehatan Palestina mengatakan Israel telah membunuh lebih dari 2.800 warga Palestina di Gaza.
Baca Juga:
Trump, presiden periode 2017-2021, mengatakan bahwa jika terpilih untuk masa jabatan kedua di Gedung Putih, ia akan melarang masuknya siapa pun yang tidak percaya pada hak keberadaan Israel ke AS, dan mencabut visa pelajar asing yang “antisemit.”
Dia juga berjanji untuk meningkatkan larangan perjalanan dari “negara-negara yang dilanda teror.” Dia tidak menjelaskan bagaimana dia akan menegakkan tuntutannya, termasuk tuntutan yang mengharuskan imigran untuk mendukung hak Israel untuk hidup di bawah apa yang disebutnya “penyaringan ideologis yang kuat.”
Banyak kebijakan imigrasi Trump yang ditentang di pengadilan selama masa kepresidenannya dan janji-janji terbarunya juga bisa menghadapi tantangan.
Larangan yang ia terapkan terhadap imigran dari beberapa negara mayoritas Muslim dibatalkan di pengadilan yang lebih rendah namun akhirnya dikuatkan oleh Mahkamah Agung AS. Biden mengakhiri larangan itu ketika dia mulai menjabat.
Trump, Senin, 16 Oktober 2023, mengatakan bahwa ia akan melarang imigran dari Libya, Somalia, Suriah dan Yaman “atau negara lain yang mengancam keamanan kita”. Trump juga membacakan puisi yang ia gunakan untuk mengibaratkan imigran seperti ular mematikan.
Jaime Harrison, ketua Komite Nasional Partai Demokrat, menggambarkan janji Trump sebagai tindakan Islamofobia, ekstrem, dan dirancang untuk mengeksploitasi “ketakutan dan kecemasan.”
Iowa adalah salah satu negara bagian paling awal yang mengadakan kontes pencalonan presiden dari Partai Republik. Pendekatan keras terhadap imigran merupakan landasan dari masa jabatan pertama Trump sebagai presiden.