TEMPO.CO, Jakarta - Rusia meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk melakukan pemungutan suara pada Senin, 16 Oktober 2023, terhadap draf resolusi konflik Palestina-Israel yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan serta mengutuk kekerasan terhadap warga sipil dan semua tindakan terorisme.
Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy mengatakan pada hari Sabtu bahwa tidak ada perubahan terhadap naskah tersebut sejak diberikan kepada badan yang beranggotakan 15 negara itu pada hari Jumat. Ia memperkirakan pemungutan suara akan dijadwalkan pada pukul 15.00 waktu setempat pada hari Senin.
Draf tersebut diusulkan Rusia pada hari Jumat, yang isinya juga menyerukan pembebasan sandera, akses bantuan kemanusiaan, dan evakuasi aman bagi warga sipil yang membutuhkan. Teks tersebut diberikan kepada Dewan Keamanan dalam pertemuan tertutup pada hari Jumat, kata para diplomat.
Rancangan resolusi sepanjang satu halaman itu merujuk pada Israel dan Palestina tetapi tidak secara langsung menyebut nama Hamas, menurut Reuters yang telah melihat naskahnya.
Resolusi Dewan Keamanan PBB membutuhkan setidaknya sembilan suara setuju dan tidak ada veto dari Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Cina, atau Rusia. Sementara, AS biasanya melindungi sekutunya, Israel, dari tindakan apa pun di Dewan Keamanan.
Dalam eskalasi perang ini, Israel telah bersumpah untuk memusnahkan Hamas sebagai pembalasan atas serangan kelompok milisi Palestina tersebut sepekan yang lalu. Hamas menyerbu kota-kota Israel, menewaskan 1.300 orang dan menyandera banyak orang dalam serangan terburuk terhadap warga sipil sepanjang sejarah Israel.
Dengan jet dan artilerinya, Israel telah melancarkan pengeboman paling hebat yang pernah terjadi di Gaza. Militernya mengepung total daerah kantong tersebut, yang merupakan rumah bagi 2,3 juta warga Palestina.
Setidaknya 2.215 warga Palestina tewas, termasuk 724 anak-anak, sementara 8.714 lainnya luka-luka sejak eskalasi konflik. Dalam waktu 24 jam terakhir, 324 warga Palestina telah tewas dan 1.000 lainnya terluka dalam serangan udara Israel di Gaza, kementerian kesehatan mengatakan kemarin.
Israel pada hari Sabtu telah merencanakan serangan darat terhadap Hamas di Jalur Gaza, setelah menyerukan ribuan warga Palestina yang tinggal di wilayah padat penduduk di utara untuk melarikan diri ke selatan menuju perbatasan tertutup dengan Mesir.
Namun, mereka yang melarikan diri ke selatan Khan Younis sesuai instruksi tetap menjadi korban pengeboman saat pesawat tempur Israel menyerang sebuah gedung empat lantai pada hari Sabtu, menewaskan dan melukai beberapa orang.
REUTERS | AL JAZEERA
Pilihan Editor: Cina Bersimpati ke Palestina, Sebut Ketidakadilan Jadi Sumber Konflik Hamas Israel