TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pilot Rusia yang sedang berlibur bersama keluarganya di Uni Emirat Arab, melarikan diri ke Kedutaan Besar AS. Pilot Rusia itu tidak ingin kembali lagi ke Moskow untuk ikut dalam perang di Ukraina.
Saluran Telegram Spy Dossier, yang mengklaim memiliki hubungan dengan badan intelijen Rusia, mengatakan bahwa seorang pilot dari satu skuadron garda nasional Rusia, Rosgvardia, telah mengajukan permohonan ke Kedutaan Besar Amerika di Uni Emirat Arab. Pelarian pilot Rusia ini juga dilaporkan media Ukraina.
“Kasus pelarian baru seorang pilot Rusia telah terungkap hari ini,” kata postingan tersebut. Unggahan itu menyebutkan nama prajurit tersebut sebagai Letnan Senior Gavrichenko, dengan tanda panggilan “Gavr.” Tidak ada nama depan yang diberikan dalam laporan itu.
Unggahan itu mengatakan bahwa pilot tersebut bersama keluarganya berada di Dubai pada akhir September untuk berlibur. "Setelah menikmati gurun, ia memutuskan untuk mengubah hidupnya secara radikal. Daripada ke bandara, ia memilih tujuan akhirnya, Kedutaan Besar Amerika," kata unggahan itu.
Kedutaan Besar Amerika di UEA berada di Abu Dhabi. Amerika Serikat juga memiliki konsulat di Dubai.
Prajurit Rusia tersebut muncul di misi itu dan menyatakan bahwa dia menolak untuk berperang. Prajurit itu menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama, kata postingan tersebut. Postingan itu tidak menyebutkan secara spesifik apakah dia pergi dari Dubai ke Abu Dhabi.
Badan intelijen utama Rusia, FSB, sedang menyelidiki kasus tersebut dan menanyai rekan-rekan pilot. Tidak jelas apakah pilot itu pergi ke Dubai dengan tujuan membelot atau mengambil keputusan saat berada di sana. Juga tidak ada rincian apakah ia telah mendapatkan suaka.
Spy Dossier mengatakan pelarian pilot Rusia itu terinspirasi oleh kisah temannya Letnan Anton Vasiliev. Vasiliev adalah pilot tempur dan pelatihan yang meninggalkan Rusia selama perang. Ia sekarang tinggal di Los Angeles di mana “dia menghabiskan waktu luangnya dengan menyelenggarakan kamp pelatihan untuk tentara Ukraina dan, mungkin, berbagi informasi resmi dengan perwakilan Pentagon."
“FSB percaya bahwa Anton Vasiliev-lah yang meyakinkan Gavrichenko tentang perlunya melarikan diri,” kata postingan tersebut kepada lebih dari 6.000 pengikutnya.
Penasihat urusan dalam negeri Ukraina Anton Gerashchenko memposting di X (sebelumnya Twitter ) bahwa pilot Rusia lainnya melarikan diri dari Rusia. Pilot itu menyerahkan diri ke kedutaan AS dan bahwa ia ingin bekerja sama dengan layanan khusus AS.
“Ada data bahwa dinas keamanan Rusia sangat terganggu dengan hal ini dan kini mempertimbangkan untuk menutup perbatasan bagi pilot dan perwira Rusia secara umum, serta keluarga mereka,” kata Gerashchenko.
Pada Agustus, Maskym Kuzminov, seorang pilot helikopter Mi-8 Rusia, mendarat di Ukraina setelah menghubungi intelijen militer negara tersebut tentang pembelotannya. Ia meminta personel Rusia lainnya untuk melakukan hal yang sama.
Saluran pemerintah Russia 1 melaporkan bahwa badan intelijen negara mendapat perintah untuk melenyapkan Kuzminov yang dituduh sebagai pengkhianat.
NEWSWEEK
Pilihan Editor: Media Asing Soroti Kiriman Kabut Asap dari RI ke Malaysia
Pilihan Editor: Amerika Serikat Terancam Shutdown, Joe Biden Tetap Ingin Bantu Ukraina