TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah media asing ramai-ramai membahas soal kebakaran hutan di Indonesia yang dampaknya menyebabkan kabut asap di Malaysia. Reuters menulis di laporan berjudul "Malaysia Prepares to Make Rain, Close Schools as Haze Worsens," bahwa Departemen Lingkungan Hidup di Malaysia mencoba menurunkan hujan dengan menaburkan awan dan bersiap menutup sekolah. Alasannya kualitas udara di berbagai tempat memburuk sehingga meningkatkan kekhawatiran akan polusi udara akibat kebakaran hutan.
Hampir setiap musim kemarau, asap dari kebakaran hutan untuk pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit dan pulp dan kertas di Indonesia menutupi langit di sebagian besar wilayah tersebut. Asap itu membawa risiko terhadap kesehatan masyarakat dan mengkhawatirkan operator wisata serta maskapai penerbangan.
Kualitas udara Malaysia memburuk, terutama di bagian barat Semenanjung Malaysia. Sebanyak 11 wilayah mencatat indeks polusi udara (API) yang tidak sehat. Malaysia mengatakan pekan lalu bahwa kebakaran di negara tetangganya, Indonesia, adalah penyebab polusi tersebut meskipun Indonesia membantah mendeteksi adanya asap yang melintasi perbatasannya ke Malaysia.
Media lainnya, Associated Press atau AP juga menyoroti soal asap dari kebakaran hutan di Indonesia yang terbawa sampai ke Malaysia. "Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan masalah tahunan di Indonesia yang merenggangkan hubungan dengan negara tetangga. Asap kebakaran telah menyelimuti sebagian wilayah Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand bagian selatan. Beberapa wilayah Malaysia merasakan asap akibat kebakaran di Indonesia sejak pekan lalu," tulis AP dalam artikelnya berjudul "Fires on Indonesia’s Sumatra Island Cause Smoky Haze, Prompting Calls for People to Work from Home."
Kepala Departemen Lingkungan Hidup Malaysia Wan Abdul Latiff Wan Jaffar, menurut AP, pekan lalu mengatakan kembalinya kabut asap di beberapa wilayah negara itu disebabkan oleh ratusan kebakaran hutan di Indonesia. “Kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera bagian selatan dan Kalimantan bagian tengah dan selatan, Indonesia telah menyebabkan kabut asap melintasi batas negara,” ujarnya.
Dalam laporan The Star, media ini menulis soal bantahan kirim kabut asap dari Indonesia. Dalam tulisan berjudul "Indonesia Denies Accusations of Transboundary Haze Crossing into Singapore and Malaysia," diulas tentang pernyataan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin, menyatakan keluhan Malaysia terhadap kabut asap Indonesia tidak akurat. “Kami telah memantau situasi dan tidak ada kabut asap lintas batas yang mencapai Malaysia,” kata Menteri Siti Nurbaya dilansir dari The Star.
Menurut Siti Nurbaya, tidak ada kabut asap lintas batas dari Indonesia yang melintas ke Malaysia. Berdasarkan pantauan, selama beberapa hari kabut asap teramati dengan intensitas sedang hingga padat di beberapa wilayah di Sumatera dan Kalimantan. Pada 1 Oktober 2023, kabut asap mulai menebal di Kalimantan Tengah (Kalteng) dan Sumatera Selatan (Sumsel). Namun demikian, tidak ada kabut asap lintas batas ke negara tetangga yang teramati.
REUTERS | AP | THE STAR
Pilihan Editor: Sekitar 10.000 Migran Mencapai Perbatasan AS Setiap Hari