TEMPO.CO, Jakarta - Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell, pada Minggu, 1 Oktober 2023, mengungkap Uni Eropa akan meningkatkan dukungan militer ke Ukraina. Ucapan itu disampaikan sehari setelah Kongres Amerika Serikat meloloskan rancangan undang-undang (RUU) pendanaan sementara pada Sabtu malam, 30 September 2023, yang tidak mencantumkan anggaran bantuan ke Ukraina di RUU itu.
Borrell mengatakan pada konferensi pers saat berkunjung ke Kyiv bahwa dalam menghadapi ancaman nyata bagi Eropa, rancangan usulan yang ada saat ini memperlihatkan kalau Uni Eropa ingin meningkatkan bantuan militer ke Ukraina. Hal ini ia sampaikan setelah pertemuan tatap muka pertamanya dengan Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, yang ditunjuk bulan lalu.
“Mari kita lihat apa yang akan terjadi di Amerika Serikat, namun dari pihak kami, kami akan terus memberi dan meningkatkan dukungan kami,” kata Borrell di Washington.
Borrell mengingatkan lagi kalau masyarakat Ukraina sedang berjuang dengan seluruh keberanian dan kapasitas mereka. Menurutnya, jika Uni Eropa ingin mereka lebih sukses, maka Uni Eropa harus memberi Ukraina senjata yang lebih baik dan lebih besar.
Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di media sosial X (sebelumnya Twitter), Borrell mengatakan organisasi terbesar di Benua Biru tersebut sedang mempersiapkan komitmen keamanan jangka panjang untuk Ukraina. Pihaknya berharap negara-negara anggota akan mencapai keputusan mengenai peningkatan bantuan “sebelum akhir tahun”.
Umerov, yang penunjukannya oleh Presiden Volodymyr Zelensky disetujui oleh parlemen pada 6 September lalu, mengucapkan terima kasih kepada Borrell dalam sebuah pernyataan di X atas dukungan berkelanjutan yang diberikan Uni Eropa. Dia pun merasa pertemuannya dengan Borrell adalah titik awal untuk kerja sama yang besar.
Ia menambahkan diskusi mereka mengenai bantuan militer UE mencakup artileri & amunisi, pertahanan udara, EW (perang elektronik) & program bantuan jangka panjang, pelatihan, serta lokalisasi industri pertahanan di Ukraina.
Pada pekan ini, Badan Pertahanan Eropa mengatakan pada Reuters ada tujuh negara anggota Uni Eropa yang telah memesan amunisi melalui skema pengadaan dan akan mengirimkannya ke Ukraina karena sedang membutuhkannya, serta untuk mengisi kembali persediaan dari negara-negara Barat yang sudah habis.
REUTERS
Pilihan Editor: Lebih dari 90 Persen Penduduk Tinggalkan Nagorno-Karabakh, PM Armenia: Ini Pembersihan Etnis!
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.