Budaya negara Gabon
Pengaruh Prancis pada budaya Gabon sangat kentara. Penulis-penulis kontemporer Gabon hampir secara eksklusif mengungkapkan diri mereka dalam bahasa Prancis.
Pada saat yang sama, minat terhadap sejarah dan tradisi prakolonial Gabon terus berlanjut, dan banyak penelitian dilakukan tentang epik Fang (mvet) dan seni Mpongwe, Fang, dan Kota. Pada tahun 1983, Pusat Internasional Peradaban Bantu didirikan, dengan markas besarnya berada di Libreville. Museum Nasional Seni dan Tradisi juga berada di Libreville.
Agama masyarakat Gabon
Sebagian besar penduduk Gabon adalah umat Kristen, di mana umat Katolik Roma menyumbang lebih dari dua perlima. Walaupun umat Gabon menjadi uskup Katolik, mereka sangat mengandalkan klerus asing, terutama dari Para Bapa Roh Kudus Prancis.
Tubuh Protestan terbesar, Gereja Injili Gabon, memiliki pastor-pastor Gabon di paroki-parokinya di seluruh wilayah utara. Gereja-gereja Kristen lainnya termasuk gereja Aliansi Kristen, umumnya ditemukan di barat daya dan kota-kota pantai, serta gereja Pantekosta Injili (Gereja Sidang Allah) dan gereja Advent, keduanya ditemukan di muara sungai dan wilayah utara yang jauh.
Sebagian kecil dari penduduk negara ini adalah umat Muslim. Penganut agama tradisional juga menyumbang sebagian kecil dari populasi, tetapi ini tidak termasuk umat Kristen dan Muslim yang juga mengikuti beberapa kepercayaan dan praktik tradisional.
Sebuah agama sinkretis yang disebut Bwiti (berdasarkan pada masyarakat rahasia dengan nama yang sama di masa sebelumnya) muncul pada awal abad ke-20 dan kemudian memainkan peran dalam mempromosikan solidaritas di kalangan suku Fang.
IDA ROSDALINA | BRITANNICA
Pilihan Editor: Profil Ali Bongo, Presiden Gabon yang Jadi Tahanan Rumah Buntut Kudeta Militer