Perantara dengan Cina
Mongolia menjadi bagian dari Cina hingga 1921 dan memiliki hubungan ekonomi dan politik yang kuat dengan Beijing. Para diplomat mengatakan negeri ini dapat digunakan sebagai mediator dengan Cina.
Tidak jelas apakah ada umat Katolik dari Cina daratan yang akan melintasi perbatasan untuk menemui Paus.
Acara pertama Paus Fransiskus di ibu kota adalah pada Sabtu, ketika ia berpidato di depan para pemimpin pemerintah dan korps diplomatik.
“Kunjungan Paus menunjukkan kepada dunia bahwa Mongolia saat ini terus menerima kebebasan beragama dan hidup berdampingan secara damai di Mongolia,” kata duta besar Mongolia untuk Vatikan Gerelmaa Davaasuren, yang berbasis di Jenewa, kepada Reuters di Ulan Bator.
Paus Fransiskus dijadwalkan menghadiri pertemuan antaragama pada hari Minggu.
Salah satu topik yang diharapkan dibahas Paus selama perjalanan ini adalah perlindungan lingkungan.
Mongolia adalah salah satu negara yang paling terkena dampak perubahan iklim, dengan suhu rata-rata meningkat lebih dari 2 derajat Celcius sejak tahun 1940.
Dengan menurunnya curah hujan dalam jangka panjang, sekitar tiga perempat lahan Mongolia rusak akibat penggurunan dan kekeringan, dan lebih dari 200 danau kecil telah mengering sejak tahun 1980.
Masalah ekologi diperparah dengan penggembalaan berlebihan, di mana sekitar 80 juta hewan kini berusaha bertahan hidup di lahan yang hanya mampu menopang setengah dari jumlah tersebut, menurut data pemerintah.
Eksploitasi sumber daya mineral, yang dipandang sebagai satu-satunya cara untuk meningkatkan perekonomian, juga memberikan tekanan pada kelangkaan pasokan air.
Ulan Bator adalah salah satu kota paling tercemar di dunia, yang sebagian besar disebabkan oleh pembakaran batu bara.
Mongolia telah menyaksikan kebangkitan kembali agama Buddha Tibet sejak runtuhnya pemerintahan Komunis yang didukung Soviet pada 1990 dan Dalai Lama dianggap sebagai pemimpin spiritual utamanya.
Namun, Cina telah berulang kali menekan Mongolia agar tidak mengizinkan pemimpin Tibet berusia 88 tahun yang diasingkan itu berkunjung, dan mencapnya sebagai separatis yang berbahaya.
REUTERS
Pilihan Editor: Soal Serangan Balasan yang Lamban, Ukraina Minta Para Pengkritik untuk 'Diam'