TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina mengatakan kepada para pengkritik laju serangan balasannya yang telah berlangsung selama tiga bulan untuk "diam" pada Kamis, 31 Agustus 2023. Ini adalah sinyal paling tajam dari rasa frustrasi Kyiv terhadap kebocoran data dari para pejabat Barat yang mengatakan pasukannya maju terlalu lambat.
Sejak melancarkan serangan balasan yang sangat dibanggakan dengan menggunakan peralatan militer Barat bernilai miliaran dolar, Ukraina telah merebut kembali lebih dari selusin desa tetapi belum berhasil menembus pertahanan utama Rusia.
Laporan-laporan di New York Times, Washington Post dan organisasi-organisasi berita lainnya pekan lalu mengutip para pejabat AS dan negara-negara Barat lainnya yang menyatakan bahwa serangan tersebut tidak sesuai dengan harapan. Beberapa pihak menyalahkan strategi Ukraina, termasuk menuduh Ukraina memusatkan pasukannya di tempat yang salah.
Moskow mengatakan upaya Ukraina telah gagal. Para komandan Ukraina mengatakan mereka sengaja bergerak lambat, menurunkan pertahanan dan logistik Rusia untuk mengurangi kerugian ketika mereka akhirnya menyerang dengan kekuatan penuh.
“Mengkritik lambannya serangan balasan sama saja… meludahi wajah tentara Ukraina yang mengorbankan nyawanya setiap hari, bergerak maju dan membebaskan satu kilometer tanah Ukraina,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba kepada wartawan pada Kamis.
“Saya akan merekomendasikan semua pengkritik untuk tutup mulut, datang ke Ukraina dan mencoba membebaskan satu sentimeter persegi,” katanya pada pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa di Spanyol.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada CNN bahwa para komandan Ukraina pantas diberikan kepercayaan.
“Masyarakat Ukraina berulang kali melampaui ekspektasi,” katanya. "Kita perlu mempercayai mereka. Kita memberikan saran, kita membantu, kita mendukung. Namun... Ukrainalah yang harus mengambil keputusan tersebut."
Setelah berbulan-bulan berjuang melewati ladang ranjau yang berat, pasukan Ukraina akhirnya mencapai garis pertahanan utama Rusia dalam beberapa hari terakhir, di selatan desa Robotyne yang mereka rebut pekan lalu di wilayah Zaporizhzhia Barat.
Mereka kini bergerak maju antara desa terdekat Novopokropivka dan Verbove, mencari jalan keluar dari parit anti-tank dan deretan piramida beton yang dikenal sebagai gigi naga yang membentuk benteng utama Rusia yang terlihat dari luar angkasa.
Sebuah terobosan akan menjadi ujian pertama bagi pertahanan Rusia yang lebih dalam, yang diharapkan Ukraina akan lebih rentan dan tidak terlalu banyak ranjau dibandingkan wilayah yang telah dilalui pasukannya sejauh ini.