Uni Eropa sebut rangkaian kudeta di Afrika masalah besar
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan para menteri pertahanan Uni Eropa akan membahas situasi di Gabon. Ia menilai kudeta di negara tersebut, seperti telah dikonfirmasi, akan menambah lebih banyak ketidakstabilan di wilayah tersebut.
Borrell, berbicara pada pertemuan para menteri pertahanan Uni Eropa di Toledo pada Rabu, 30 Agustus 2023, mengatakan seluruh kawasan, mulai dari Republik Afrika Tengah, Mali, Burkina Faso, Niger, dan kemudian Gabon, berada dalam situasi yang sangat sulit.
Menurutnya para menteri harus memikirkan secara mendalam apa yang terjadi di Afrika, sambil mencari cara bagaimana Eropa dapat meningkatkan kebijakan sehubungan dengan negara-negara ini..
“Ini adalah masalah besar bagi Eropa,” katanya.
Sekjen PBB minta militer jamin keselamatan Bongo
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Uni Afrika mengutuk peristiwa tersebut dan meminta militer untuk menjamin keselamatan Bongo dan keluarganya, sementara Tiongkok dan Rusia mengatakan mereka berharap stabilitas dapat segera kembali. Amerika Serikat mengatakan situasi ini sangat memprihatinkan.
“Kami mengutuk kudeta militer dan mengingat kembali komitmen kami terhadap pemilu yang bebas dan transparan,” kata juru bicara pemerintah Prancis Olivier Veran.
“Penularan otokrasi” sedang menyebar ke seluruh Afrika, kata Presiden Nigeria Bola Tinubu, yang saat ini menjabat ketua blok Afrika Barat ECOWAS. Dia mengatakan dia bekerja sama dengan para pemimpin Afrika lainnya mengenai cara merespons di Gabon.
Kudeta Gabon jadi rangkaian kudeta yang kedelapan
Pengambilalihan militer di Gabon adalah yang kedelapan di Afrika Barat dan Tengah sejak tahun 2020, dan yang kedua – setelah Niger – dalam beberapa bulan. Perwira militer juga telah merebut kekuasaan di Mali, Guinea, Burkina Faso dan Chad, menghapus kemajuan demokrasi sejak 1990an dan meningkatkan ketakutan di antara kekuatan asing yang mempunyai kepentingan strategis di wilayah tersebut.
Niger dan negara-negara Sahel lainnya sedang memerangi pemberontakan Islam yang telah mengikis kepercayaan terhadap pemerintahan demokratis. Gabon, yang terletak lebih jauh ke selatan di pantai Atlantik, tidak menghadapi tantangan yang sama. Namun kudeta akan menunjukkan tanda-tanda kemunduran demokrasi di wilayah yang bergejolak.
IDA ROSDALINA | DANIEL A. FAJRI
Pilihan Editor: Indonesia Belum Tertarik Gabung BRICS, Ini Dampak Positif Negatifnya Menurut Peneliti