Dia selamat dari insiden itu dan diterbangkan dari Peshawar ke Birmingham, Inggris, untuk operasi. Insiden tersebut menimbulkan protes, dan penyebabnya diangkat ke seluruh dunia, termasuk oleh utusan khusus PBB untuk pendidikan global, Gordon Brown, yang memperkenalkan petisi yang meminta semua anak di seluruh dunia untuk kembali bersekolah pada 2015.
Malala Yousafzai dinobatkan menjadi pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Termuda sekaligus pemenang Hadiah Nobel Termuda oleh Guinnes World Records. Pada 2014, Malala memeroleh penghargaan Nobel tersebut ketika dirinya berusia 17 tahun. REUTERS
Petisi tersebut menghasilkan ratifikasi RUU Hak atas Pendidikan pertama di Pakistan. Pada bulan Desember 2012 Presiden PakistanAsif Ali Zardari mengumumkan peluncuran dana pendidikan 10 juta US Dollar untuk menghormati Malala. Pada waktu yang sama, the Malala Fund didirikan oleh Vital Voices Global Partnership untuk mendukung pendidikan bagi semua anak perempuan di seluruh dunia.
Tinggal di Inggris
Setelah pulih, Malala tinggal bersama keluarganya di Birmingham, di mana ia kembali ke studinya dan aktivisme. Untuk pertama kalinya sejak ditembak, dia tampil di depan umum pada 12 Juli 2013 pada ulang tahunnya yang ke-16, dan berbicara kepada 500 penonton di Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York City.
Di antara banyak penghargaannya, pada tahun 2013 Yousafzai memenangkan Penghargaan Hak Asasi Manusia PBB, yang diberikan setiap lima tahun. Dia dinobatkan sebagai salah satu orang paling berpengaruh di majalah Time pada tahun 2013 dan muncul di salah satu dari tujuh sampul yang dicetak untuk edisi itu.
Malala dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2013, tetapi ia tidak meraihnya di tahun itu. Hingga pada 2014, Malala memenangkan hadiah tersebut, dan menjadi peraih Nobel termuda.
Setelah memenangkan Hadiah Nobel, Yousafzai terus bersekolah di Inggris hingga lulus dari Universitas Oxford pada 2020. Dengan pengaruh profil publiknya, ia menarik perhatian pada masalah hak asasi manusia di seluruh dunia.
Hidup Malala Yousafzai, sebelum dan sesudah serangan yang dialaminya, diabadikan dalam film dokumenter berjudul “He Named Me Malala” (2015). Judul tersebut merujuk pada fakta bahwa Yousafzai dinamai untuk pahlawan wanita Afghanistan Malalai, atau Malala, yang konon memimpin rakyatnya menuju kemenangan melawan Inggris pada tahun 1880 Pertempuran Maiwand.
NOBELPRIZE.ORG | UN | MALALA.ORG
Pilihan editor : 12 Juli Diperingati sebagai Hari Malala Berikut Kilas-balik Penetapannya oleh PBB