TEMPO.CO, Jakarta - Mantan perdana menteri Pakistan Imran Khan akan hadir di pengadilan khusus di markas polisi ibu kota Islamabad pada Rabu 10 Mei 2023. Kehadirannya untuk menjawab tuduhan korupsi, sehari setelah penangkapannya yang mengejutkan memicu protes dan bentrokan nasional.
Penahanan Khan menyusul berbulan-bulan krisis politik Pakistan, dan terjadi beberapa jam setelah militer yang kuat menegur mantan pemain kriket internasional itu karena menuduh seorang perwira senior terlibat dalam rencana untuk membunuhnya.
Beberapa pengunjuk rasa melampiaskan amarah mereka pada militer dengan membakar kediaman komandan korps di Lahore dan mengepung markas besar tentara di kota garnisun Rawalpindi.
Di Peshawar, massa menghancurkan monumen Chaghi -- patung berbentuk gunung untuk menghormati lokasi uji coba nuklir pertama Pakistan.
Polisi terlibat bentrokan sengit dengan pendukung partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) Khan di kota-kota di seluruh negeri selama berjam-jam pada Selasa malam. Media lokal melaporkan dua kematian dalam bentrokan itu.
Kemarahan tampaknya telah mereda pada Rabu pagi, tetapi ada kehadiran keamanan yang sangat besar di seluruh ibu kota. Terutama di luar lokasi tempat pengadilan khusus akan digelar.
Pihak berwenang juga memerintahkan penutupan sekolah di seluruh negeri, dan terus membatasi akses ke platform media sosial seperti Twitter dan Facebook.
"Pada saat kami sudah berjuang untuk memberi makan anak-anak kami, ketidakpastian lebih lanjut telah tercipta," kata Farooq Bhatti, seorang sopir van, di Rawalpindi Rabu pagi.
"Kekerasan tidak akan menguntungkan siapa pun... semua orang akan terpengaruh... tapi saya ragu para pembuat keputusan peduli."
Shah Mehmood Qureshi, wakil ketua PTI, mendesak para pendukung untuk terus memprotes dengan "cara yang sah dan damai", menambahkan pengacara partai akan mengajukan banyak banding dan petisi terhadap penangkapan Khan.