TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah negara asing mulai mengevakuasi warganya dari Sudan, menyusul konflik berdarah antara tentara dan kelompok paramiliter RSF. Dilansir dari Reuters, Minggu 23 April 2023, Arab Saudi telah mengevakuasi warga dari Port Sudan di Laut Merah, 650 kilometer dari ibu kota Khartoum.
Yordania juga akan menggunakan rute yang sama untuk mengevakuasi warga negaranya.
Sementara negara-negara Barat diperkirakan akan mengirim pesawat untuk warganya dari Djibouti. Namun, tentara Sudan mengatakan bandara di Khartoum dan kota terbesar Nyala di Darfur bermasalah dan tidak jelas kapan evakuasi dimungkinkan untuk dilakukan.
Seorang diplomat asing yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan, beberapa staf diplomatik di Khartoum berharap untuk dievakuasi melalui udara dari Port Sudan dalam dua hari ke depan. Kedutaan Besar Amerika Serikat memperingatkan warganya, Washington tidak dapat membantu konvoi dari Khartoum ke Port Sudan. Perjalanan itu akan menjadi risiko pribadi masing-masing.
Tentara, di bawah Abdel Fatteh al-Burhan, dan saingan Pasukan Dukungan Cepat (RSF), dipimpin oleh Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal sebagai Hemedti, sejauh ini gagal mematuhi gencatan senjata yang disepakati hampir setiap hari sejak permusuhan pecah pada 15 April.
Pertempuran Sabtu melanggar apa yang dimaksudkan sebagai gencatan senjata tiga hari sejak Jumat. Padahal gencatan senjata dimaksudkan agar warga tetap selamat dan bisa mengunjungi keluarga selama hari raya Idul Fitri. Kedua belah pihak justru saling tuduh tidak menghormati gencatan senjata.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara asing telah mendesak para pemimpin militer yang bertukai untuk menghormati pernyataan gencatan senjata yang sebagian besar telah diabaikan.
Mereka juga diminta membuka jalan yang aman baik bagi warga sipil yang melarikan diri maupun untuk pasokan bantuan yang sangat dibutuhkan. Namun, penutupan bandara dan jalur udara yang tidak aman menyebabkan ribuan orang asing, termasuk staf kedutaan, pekerja bantuan dan mahasiswa di Khartoum dan wilayah lain di negara itu tidak bisa keluar.
Pertempuran membuat banyak orang di ibu kota Sudan terjebak. Bandara telah berulang kali menjadi sasaran dan banyak penduduk tidak dapat meninggalkan rumah atau keluar kota ke daerah yang lebih aman. Mereka terancam kelaparan karena pasokan makanan mulai menipis.
Pilihan Editor: Militer Siapkan Rencana Evakuasi Warga Amerika di Sudan
REUTERS