TEMPO.CO, Jakarta - Militer Amerika Serikat sedang mempersiapkan rencana untuk mengevakuasi para stafnya di kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Sudan. Menteri Pertahanan Amerikat Serikat Lloyd Austin pada Jumat, 21 April 2023, mengungkap pihaknya juga sedang mempertimbangkan apakah akan menarik personel militer Amerika keluar dari Ibu Kota Sudan karena negara itu semakin tidak stabil.
"Kami telah mengerahkan sejumlah pasukan ke lokasi untuk memastikan kami siap jika dipanggil untuk melakukan sesuatu, namun kami belum dipanggil untuk melakukan apa pun. Tidak ada keputusan tentang apa pun yang telah dibuat," kata Austin dalam konferensi pers di Ramstein Air. Pangkalan di Jerman.
Dua pejabat di Pemerintah Amerika Serikat mengatakan keputusan tentang kemungkinan evakuasi para staf di Kedutaan Amerika diharapkan bisa dilakukan dengan cepat, namun tidak jelas apakah akan ada pengumuman secara terbuka.
Sebelum pada akhir pekan lalu, pecah bentrokan antara pasukan yang dipimpin oleh dua pemimpin berbeda dari dewan penguasa Sudan. Ratusan orang tewas dalam kejadian tersebut. Sudan adalah sebuah negara yang bergantung pada bantuan makanan dan saat ini mengalami krisis ekonomi.
Komandan Angkatan Darat Amerika Serikat Mark Milley membahas perihal keselamatan warga Amerika di Sudan lewat panggilan telepon pada Jumat, 12 April 2023 dengan panglima militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan.
John Kirby, juru bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, mengatakan Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyetujui rencana Minggu ini untuk memindahkan pasukan Amerika Serikat jika diperlukan untuk membantu mengevakuasi para diplomat Amerika Serikat di Sudan. Reuters sebelumnya telah mewartakan akan mereposisi tentara Amerika Serikat ke Djibouti.
"Kami hanya memposisikan beberapa kemampuan tambahan terdekat jika diperlukan," kata Kirby kepada wartawan.
Dengan bandara di Khartoum terjebak dalam pertempuran dan langit tidak aman, negara-negara termasuk Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Jerman dan Spanyol tidak dapat mengevakuasi staf di kantor Kedutaan Besar mereka.
Seorang diplomat dari negara-negara Barat mengatakan situasi evakuasi di Sudan adalah salah satu yang paling sulit yang pernah mereka lihat. Amerika kemungkinan besar fokus untuk mendapatkan gencatan senjata dan menggunakannya untuk mengeluarkan personel.
"Dalam hal ini, perang saudara dimulai di ibu kota, pertempuran persis di mana kedutaan berada dan di mana bandara berada. Ini sangat sulit," kata diplomat itu.
Cameron Hudson, pakar kebijakan Afrika di Pusat Studi Strategis dan Internasional serta mantan direktur bidang Afrika di Dewan Keamanan Nasional, mengatakan tingkat kekerasan di Khartoum membuat situasi evakuasi tidak dapat diprediksi.
"Ada perang yang terjadi di seluruh penjuru kota dan bandara internasional di tengah kota tidak berfungsi saat ini sehingga tantangan utamanya adalah memindahkan orang ke tempat yang aman untuk mengevakuasi mereka," kata Hudson.
Washington mengatakan warga negara Amerika di Sudan seharusnya tidak mengharapkan evakuasi yang dikoordinasi pemerintah Amerika Serikat. Wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Vedant Patel mengatakan pihaknya sudah melakukan kontak dengan beberapa warga Amerika yang diketahui berada di Sudan. Sebelumnya pada Jumat, 21 April 2023, Kementerian Luar Negeri Amerika mengkonfirmasi kematian satu warga negaranya di Sudan.
Fatimah Asni Soares | Reuters
Pilihan Editor: Konflik Sudan, Menlu Retno Upayakan Evakuasi 1.209 WNI dan Desak DK PBB Rapat Darurat
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.