Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Khmer Merah Duduki Phnom Penh Akhiri Perang Kamboja 1975, Bagaimana Muasal Gerakan Itu?

image-gnews
Ratusan tengkorak korban pembantaian Khmer Merah yang berusia di bawah 20 tahun di Monumen Choeung Ek atau ladang pembantaian, Phnom Penh, Kamboja, Selasa, 26 Februari 2019. Pemerintah Kamboja menjadikan monumen ini sebagai obyek wisata di Phnom Penh. ANTARA/Nyoman Budhiana
Ratusan tengkorak korban pembantaian Khmer Merah yang berusia di bawah 20 tahun di Monumen Choeung Ek atau ladang pembantaian, Phnom Penh, Kamboja, Selasa, 26 Februari 2019. Pemerintah Kamboja menjadikan monumen ini sebagai obyek wisata di Phnom Penh. ANTARA/Nyoman Budhiana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Nama Khmer Merah tidak bisa dilepaskan dari sosok pemimpin kejam Kamboja, Pol Pot. Selama masa kepemimpinannya, Khmer Merah dikenal sebagai rezim yang bertanggung jawab atas pembunuhan sekitar 2 juta rakyat negara beribukota Phnom Penh tersebut.  

Sekilas Tentang Khmer Merah

Mengutip dari history.com, Khmer Rogue atau yang dalam bahasa prancis disebut “Khmer Merah” merupakan rezim brutal yang memerintah Kamboja di bawah kepemimpinan diktator Marxis, Pol Pot sejak periode 1975 hingga 1979.  

Upaya Pol Pot untuk menciptakan "ras unggul" Kamboja melalui rekayasa sosial akhirnya menyebabkan kematian lebih dari 2 juta orang di negara Asia Tenggara tersebut. Mereka yang terbunuh entah dieksekusi sebagai musuh rezim, atau meninggal karena kelaparan, penyakit, atau terlalu banyak bekerja.  

Secara historis, periode yang seperti yang diperlihatkan dalam film dokumenter “The Killing Fields” ini, kemudian dikenal sebagai Genosida Kamboja.

Pemimpin Khmer Merah Pol Pot [general-history.com] 

Asal Usul Khmer Merah

Menurut Britannica, Khmer Merah konon didirikan pada tahun 1967 sebagai sayap bersenjata dari Partai Komunis Kampuchea. Gerakan komunis Kamboja ini berawal dari Partai Revolusi Rakyat Khmer, yang dibentuk pada tahun 1951 di bawah naungan Viet Minh Vietnam.  

Sebagian besar pemimpin Marxis berpendidikan Prancis dari partai itu akhirnya menamainya Partai Komunis Kampuchea. Pada akhir 1950-an, anggota partai terlibat dalam kegiatan klandestin melawan pemerintahan Pangeran Norodom Sihanouk.  

Tetapi selama bertahun-tahun mereka membuat sedikit kemajuan melawan Sihanouk dari pangkalan mereka di hutan terpencil dan daerah pegunungan, sebagian karena popularitas Sihanouk sendiri di antara para petani yang berusaha dihasut oleh komunis untuk memberontak. 

Namun setelah kudeta militer sayap kanan menggulingkan Sihanouk pada 1970, Khmer Merah mengadakan koalisi politik dengannya dan mulai memperoleh peningkatan dukungan di pedesaan Kamboja. Tren tersebut dipercepat oleh kampanye pengeboman AS yang merusak di Kamboja di awal 1970-an.  

Pada saat itu Khmer Merah juga menerima bantuan besar dari Vietnam Utara, yang menahan dukungannya selama tahun-tahun pemerintahan Sihanouk. 

Khmer Merah & Pol Pot

Dalam perang saudara yang berlangsung selama hampir lima tahun sejak 1970, Khmer Merah secara bertahap memperluas wilayah pedesaan Kamboja yang berada di bawah kendali mereka. Hingga akhirnya pada April 1975, pasukan Khmer Merah melakukan serangan kemenangan di ibu kota Phnom Penh dan mendirikan pemerintahan nasional untuk memerintah Kamboja. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemimpin militer mereka, Pol Pot menjadi PM baru Kamboja...

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kecepatan Internet Indonesia Urutan Jeblok di Asia Tenggara, Kemkominfo: Tak Adil

7 jam lalu

Ilustrasi jarngan internet.(Shutterstock)
Kecepatan Internet Indonesia Urutan Jeblok di Asia Tenggara, Kemkominfo: Tak Adil

Kemenkominfo menyebutkan penghitungan kecepatan internet yang menyebutkan Indonesia di urutan belakang di kawasan Asia Tenggara dinilai tak adil.


Top 3 Dunia: Rusia Tembak Jatuh Jet Sukhoi hingga ART Indonesia Dipanggil Monyet

2 hari lalu

Pesawat tempur TNI AU Sukhoi 27/30 melakukan atraksi pada acara puncak Hari Nusantara di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Selasa, 13 Desember 2022. TNI Angkatan Udara mengerahkan empat pesawat tempur Sukhoi untuk melakukan atraksi seperti Bomb Burst and Hi Speed Past, Left and Right Echelon dan Diamond pada acara itu. ANTARA FOTO/Jojon
Top 3 Dunia: Rusia Tembak Jatuh Jet Sukhoi hingga ART Indonesia Dipanggil Monyet

Top 3 dunia adalah Rusia menembak jatuh pesawat Sukhoi di Ukraina, Malaysia menggunakan istilah monyet di buku hingga WNI di Kamboja diselamatkan.


Suami Istri WNI Disekap Perusahaan Judi Online di Kamboja, Kini Sudah Dibebaskan

3 hari lalu

Sejumlah tersangka dihadirkan saat rilis pengungkapan perkara Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) jaringan internasional Indonesia-Kamboja berupa penjualan organ tubuh di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis 20 Juli 2023. Dari hasil pengembangan, polisi berhasil mengamankan 12 orang tersangka lintas profesi dengan barang bukti sebanyak 18 kartu ATM beserta buku tabungan, 16 paspor, uang tunai senilai Rp 950 juta, dan 15 buah handphone, dengan jumlah korban diperkirakan mencapai 122 orang. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Suami Istri WNI Disekap Perusahaan Judi Online di Kamboja, Kini Sudah Dibebaskan

Dua warga negara Indonesia yang sempat disekap perusahaan online scam dan judi online di Kamboja, bisa dibebaskan.


Konflik Armenia - Azerbaijan: Depo Bahan Bakar Meledak di Nagorno-Karabakh

6 hari lalu

Konflik Armenia - Azerbaijan: Depo Bahan Bakar Meledak di Nagorno-Karabakh

Di tengah konflik Armenia dan Azerbaijan, depo bahan bakar meledak hingga menewaskan 20 orang.


120.000 Warga Armenia Tinggalkan Azerbaijan, Takut Pembersihan Etnis

8 hari lalu

Para pengunjuk rasa duduk di depan petugas dekat gedung pemerintah selama unjuk rasa untuk mendukung etnis Armenia di Nagorno-Karabakh menyusul operasi ofensif angkatan bersenjata Azerbaijan yang dilakukan di wilayah tersebut, di Yerevan, Armenia, 20 September 2023. REUTERS/Irakli Gedenidze
120.000 Warga Armenia Tinggalkan Azerbaijan, Takut Pembersihan Etnis

Konflik dengan Azerbaijan menimbulkan ketakutan bagi warga Armenia yang tinggal di Nagorno-Karabakh.


Jokowi Tambah Stok Beras RI Satu Juta Ton untuk Hadapi Kekeringan

14 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berbincang dengan pedagang saat kunjungan ke Pasar Bali Mester Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa, 19 September 2023. Kunjungan tersebut guna meninjau harga dan pasokan bahan pokok. Foto : Biro Setpres
Jokowi Tambah Stok Beras RI Satu Juta Ton untuk Hadapi Kekeringan

Jokowi menyatakan pemerintah sudah memiliki stok beras 1,6 juta ton dan masih akan menambah 1 juta ton lagi.


Jokowi: 250 Ribu Ton Beras Impor dari Kamboja dalam Perjalanan ke Indonesia

21 hari lalu

Presiden Jokowi meninjau pasokan beras di Gudang Bulog Ngabeyan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin, 10 April 2023. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Jokowi: 250 Ribu Ton Beras Impor dari Kamboja dalam Perjalanan ke Indonesia

Presiden Jokowi mengatakan beras impor sebanyak 350 ribu ton dari Kamboja akan segera masuk ke Indonesia.


Jokowi: Indonesia Jajaki Impor Beras dari India hingga Cina

21 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat mengecek stok beras di Gudang Bulog Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, 11 September 2023. Jokowi didampingi oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Dirut Perum Bulog Budi Waseso dan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi. Istimewa
Jokowi: Indonesia Jajaki Impor Beras dari India hingga Cina

Indonesia menjajaki peluang untuk mengimpor beras dari India hingga Cina. Presiden Jokowi menyebut rencana tersebut bukan untuk waktu dekat.


Jokowi Bertemu PM Kamboja, Bahas Rencana Impor Beras 250 Ribu Ton

28 hari lalu

Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi meninjau media center KTT ke-43 ASEAN 2023 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat, 1 September 2023. ANTARA FOTO/MEDIA CENTER KTT ASEAN 2023/M Agung Rajasa
Jokowi Bertemu PM Kamboja, Bahas Rencana Impor Beras 250 Ribu Ton

Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri atau PM Kamboja Hun Manet di Istana Merdeka, Jakarta pada hari ini.


KTT ASEAN: Pertemuan Menlu ASEAN Dihadiri Dua Wajah Baru

29 hari lalu

Dari kiri : Menteri Luar Negeri Malaysia Zambry Abd Kadir, Menlu Filipina Enrique A. Manalo, Menlu Singapura Vivian Balakrishnan, Permanent Secretary Thailand Sarun Charoensuwan, Deputy Menlu Vietnam Do Hung Viet, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, Menlu Laos Saleumxay Kommasith, Menlu Brunei Darussalam Dato Erywan Pehin Yusof, Menlu Kamboja Sok Chenda Sophea, Menlu Timor Leste Bendito dos Santos Freitas, Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn berfoto bersama saat pembukaan Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, Senin 4 September 2023. ANTARA FOTO/Media Center KTT ASEAN 2023/Aditya Pradana Putra
KTT ASEAN: Pertemuan Menlu ASEAN Dihadiri Dua Wajah Baru

Pertemuan menlu ASEAN atau AMM yang diselenggarakan sebagai rangkaian dari KTT ASEAN ke-43 diwarnai dua "wajah baru" dari Kamboja dan Thailand