TEMPO.CO, Jakarta -Arab Saudi akan mengirim astronot perempuan pertamanya dalam misi luar angkasa akhir tahun ini. Sebuah langkah terbaru kerajaan untuk mengubah citra ultra-konservatifnya
Rayyana Barnawi akan bergabung dengan sesama astronot asal Saudi, Ali Al-Qarni, dalam misi 10 hari ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), kata kantor berita resmi Saudi Press Agency (SPA) seperti dikutip RFI pada Selasa 14 Februari 2023.
Barnawi dan Al-Qarni akan terbang ke ISS dengan pesawat ruang angkasa SpaceX Dragon sebagai bagian dari misi musim semi ini oleh perusahaan ruang angkasa swasta Axiom Space, kata SPA dan Axiom.
Dalam misi tersebut juga terdapat Peggy Whitson, mantan astronot NASA yang akan melakukan penerbangan keempatnya ke ISS, dan John Shoffner, seorang pengusaha dari Tennessee yang akan bertugas sebagai pilot.
Kru Ax-2 akan diluncurkan ke ISS dengan roket SpaceX Falcon 9 dari Launch Complex 39A di Kennedy Space Center NASA di Florida.
Arab Saudi kaya minyak dan akan mengikuti jejak negara tetangganya Uni Emirat Arab, pada 2019 menjadi negara Arab pertama yang mengirim salah satu warganya ke luar angkasa.
Astronot Hazzaa al-Mansoori menghabiskan delapan hari di ISS. Rekan Emirat lainnya, Sultan al-Neyadi, juga rencananya akan melakukan perjalanan ke stasiun luar angkasa akhir bulan ini.
Dijuluki "Sultan Luar Angkasa", Neyadi yang berusia 41 tahun, akan menjadi astronot Arab pertama yang menghabiskan enam bulan di luar angkasa saat meluncur ke ISS dengan roket Falcon 9.
Monarki Teluk telah berusaha untuk mendiversifikasi ekonomi mereka yang bergantung pada energi melalui banyak proyek.
Pemimpin de facto Saudi Putra Mahkota Mohammed bin Salman juga telah berusaha menghilangkan citra keras kerajaan melalui dorongan untuk reformasi.
Sejak naik ke tampuk kekuasaan pada 2017, perempuan diizinkan mengemudi dan bepergian ke luar negeri tanpa wali laki-laki, dan proporsi mereka dalam angkatan kerja meningkat lebih dari dua kali lipat sejak 2016, dari 17 persen menjadi 37 persen.
Namun, upaya Arab Saudi ke luar angkasa bukanlah yang pertama.
Pada 1985, Pangeran Kerajaan Saudi Sultan bin Salman bin Abdulaziz, seorang pilot angkatan udara, mengambil bagian dalam misi luar angkasa yang diselenggarakan AS, menjadi Muslim Arab pertama yang melakukan perjalanan ke luar angkasa.
Pada 2018, Arab Saudi membuat program luar angkasa dan tahun lalu meluncurkan program lain untuk mengirim astronot ke luar angkasa. Semua bagian dari agenda Visi 2030 Pangeran Salman untuk diversifikasi ekonomi.
Adapun Axiom Space melakukan misi astronot pribadi pertamanya ke ISS pada April 2022. Empat astronot swasta menghabiskan 17 hari di orbit sebagai bagian dari Ax-1.
Pilihan Editor: Putra Raja Salman, Astronot Arab dan Muslim Pertama
RFI (Fatima Asni Soares)