Kalau bagian geopolitik?
Kami masuk putaran perundingan terakhir 10-14 November. Ini ada ceritanya. Saya ingat tahun lalu di Italia, itu perang belum terjadi dan di tengah pandemi, tapi negosiasi yang harus dilakukan Pak Trian dengan koleganya berlangsung secara paralel sampai KTT itu dilaksanakan.
Kami memang mengatur 10-14 November karena memang KTT berlangsung 15-16 November, dengan harapan sebelum KTT masuk kita sudah menyelesaikan perundingan. Walaupun dalam bayangan kita, jika toh mundur mundur masih ada waktu di 15-16 November.
Jadi semua itu dihitung dengan masak dan detail. Kalau toh meleset itu diperkirakan melesetnya di mana, itu betul betul kami rancang dengan secermat mungkin. Memang yang paling kritis adalah mulai tanggal 12, semakin mendekati tanggal 14 denyutnya semakin intensif mulai hangat. Kami udah mulai komunikasi sangat intensif dengan lapangan - Pak Trian dengan tim negosiatornya, dan saya waktu itu ada di KTT ASEAN.
Kami menghitung semua dengan detail. Kami turunkan semua senior kita seperti Dubes kita di Jenewa diturunkan juga untuk mem-backup. Karena ini banyak orang New York, Jenewa dan lain sebagainya, sehingga semua jaringan yang dimiliki harus dikerahkan semua.
Kemudian Dubes di Brussel, ada juga yang diminta turun untuk membantu bidang lain, bukan negosiasi. Yang di New York (markas PBB) sengaja kami turunkan untuk mengukur suhu.
Suhu di New York itu berpengaruh pada situasi negosiasi, karena kan ada pergerakan apapun munculnya akan di situ. Jadi selain ada negosiasi lapangan itu, suhu kami ukur di berbagai tempat, dan dimonitor dengan baik. Pada tanggal 13-14 November, itu yang tensinya cukup tinggi untuk menyelesaikan paragraf mengenai masalah geopolitik.