Formulasi kalimat mengenai invasi Rusia ke Ukraina bagaimana?
Satu kata saja, itu membuat kami memerlukan waktu berjam-jam, bahkan berhari-hari untuk menyelesaikan. Misalnya, pada 'krisis yang terjadi itu karena perang di Ukraina atau perang di Ukraina itu menambahkan situasi yang sebenarnya sudah buruk?' Itu pun menjadi perdebatan yang luar biasa.
Terlepas dari apa yang dinegosiasikan, bahwa mereka mau bernegosiasi itu sudah satu catatan. Kebayang, kalimat sebagus apapun, kalau mereka salah satu atau dua mengatakan tidak mau negosiasi, selesai itu, buyar semua.
Tapi kami punya kalimat yang mungkin mereka gak suka — intinya kan 20 negara anggota. Tapi, mereka masih mengatakan 'oke kita negosiasi'. Itu kalau di dunia kami, di dunia diplomasi sudah good starter.
Yang ingin saya pertebal adalah kepercayaan kepada Indonesia. Kepercayaan bagi presidensi itu modal gak boleh gak ada, bisa kebayang gak kalau ketua tidak adil? Ketua, yang seharusnya menjadi pembangun jembatan malah menjadi pemecah belah? Untung kepercayaan itu semua kami miliki dan dari waktu ke waktu itu kami pertebal. Kami main di semua tingkat, presiden, menteri, sherpa.