TEMPO.CO, Jakarta - Tujuh anggota keluarga Jadeja sedang dalam perjalanan pulang dari sebuah kuil di Kota Morbi, India, Minggu, ketika anak-anak ingin mengunjungi sebuah jembatan gantung. Jembatan itu menjadi atraksi wisatawan lokal dan baru dibuka kembali setelah diperbaiki.
Baca juga: Korban Jembatan Ambruk Sudah 132 Orang, Pemerintah India Cari Korban Hilang
Sekitar pukul 18.20 waktu setempat, jembatan gantung era kolonial yang dipadati pengunjung itu tiba-tiba ambruk. Ketujuh anggota keluarga Jadeja termasuk dari sedikitnya 134 orang yang tewas dalam insiden tersebut, kata seorang kerabat dan teman keluarga itu.
"Mereka berada di atas saat jembatan itu runtuh," kata Kanaksinh Jadeja, sepupu dari dua Jadeja bersaudara, Pratapsinh dan Pradyumansinh, yang kehilangan ibu, istri dan anak mereka.
Kedua bersaudara itu sedang bekerja di sebuah hotel yang mereka kelola di kota industri kecil itu pada saat kejadian. Mereka baru menyadari ada yang salah ketika pulang pada pukul 20.00 dan menemukan rumah mereka terkunci.
"Tak satu pun telepon anggota keluarga itu bisa dihubungi," kata Kanaksinh. "Mereka menyadari ada sesuatu yang salah dan kemudian mengetahui soal jembatan yang ambruk itu."
Sekitar 400 orang berada di jembatan di atas Sungai Machchhu itu pada Minggu setelah membeli tiket untuk mengunjungi ikon kota yang dibangun pada 1877 itu. Kelompok bisnis Oreva, produsen jam dan barang elektronik, mendapatkan kontrak tahun ini untuk memelihara dan mengelola jembatan itu selama 15 tahun, menurut pejabat setempat.
Pejabat kota Sandeepsinh Zala mengatakan Oreva tidak memberi tahu otoritas setempat tentang pembukaan kembali jembatan sepanjang 233 meter itu dan belum mendapatkan sertifikat kelayakan untuk melakukannya.
Seorang juru bicara Oreva tidak membalas panggilan dan pesan teks dari Reuters.
Harian Indian Express yang mengutip seorang juru bicara Oreva mengatakan: "... jembatan itu runtuh ketika terlalu banyak orang yang berada di bagian tengah jembatan itu berusaha mengayunkannya …"