TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 dunia pada 20 Oktober 2022, di urutan pertama berita tentang permintaan Rusia agar PBB tak menyelidiki dugaan serangan oleh pesawat tak berawak atau drone buatan Iran dalam perang di Ukraina. Sebelumnya Iran juga telah menyangkal soal senjata ini ketika Uni Eropa menyiapkan sanksi baru.
Uni Eropa dan Amerika Serikat mengatakan mereka memiliki bukti bahwa Iran memasok Shahed-136, drone murah yang meledak saat mendarat. Serangan drone Iran itu diklaim telah menyebabkan lima orang tewas pada Senin di ibukota Kyiv serta menghancurkan infrastruktur sipil
Di urutan kedua top 3 dunia adalah berita anggota parlemen Rusia yang mendesak lembaga-lembaga negara agar berhenti menggunakan aplikasi pesan WhatsApp. Kementerian Industri negara itu juga berupaya mempromosikan perangkat lunak produksi dalam negeri ketika Rusia mencoba melepaskan diri dari teknologi Barat.
Berikut top 3 dunia selengkapnya:
1.Rusia - Iran Kompak Tantang Barat soal Sanksi Drone di Perang Ukraina
Rusia memperingatkan PBB agar tak menyelidiki dugaan serangan oleh pesawat tak berawak atau drone buatan Iran dalam perang di Ukraina. Sebelumnya Iran juga telah menyangkal soal senjata ini ketika Uni Eropa menyiapkan sanksi baru.
Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris mengadakan pertemuan tertutup Dewan Keamanan mengenai dugaan penjualan pesawat tak berawak ke Rusia. Ketiga negara ini menggambarkan penjualan drone ke Rusia sebagai pelanggaran pembatasan senjata PBB terhadap Iran.
Uni Eropa dan Amerika Serikat mengatakan mereka memiliki bukti bahwa Iran memasok Shahed-136, drone murah yang meledak saat mendarat. Serangan drone Iran itu diklaim telah menyebabkan lima orang tewas pada Senin di ibukota Kyiv serta menghancurkan infrastruktur sipil.
Baca selengkapnya di sini
Suasana setelah serangan pesawat tak berawak Rusia (UAV) Shahed-136 buatan Iran, di Kyiv, Ukraina 17 Oktober 2022. REUTERS/Gleb Garanich
2.Anggota Parlemen Rusia Mendesak Larangan WhatsApp untuk Pegawai Negeri
Anggota parlemen Rusia pada Rabu, 19 Oktober 2022, mendesak lembaga-lembaga negara berhenti menggunakan aplikasi perpesanan WhatsApp. Kementerian Industri negara itu juga berupaya mempromosikan perangkat lunak produksi dalam negeri ketika Rusia mencoba melepaskan diri dari teknologi Barat.
Pada Maret lalu, pemilik WhatsApp, Meta Platforms Inc., dinyatakan bersalah atas "aktivitas ekstremis" di Rusia. WhatsApp kemudian ditambahkan ke daftar "teroris dan ekstremis" badan pemantau keuangan Rosfinmonitoring. Pengacara Meta di pengadilan mengatakan Meta tidak melakukan aktivitas ekstremis dan menentang Russophobia.
Rusia juga memblokir Facebook dan Instagram pada bulan yang sama, menolak pembatasan pada media Rusia dan beberapa unggahan yang diizinkan oleh pengguna di Ukraina.
Baca selengkapnya di sini
Logo WhatsApp. (whatsapp.com)
3.Pilot Australia Direkrut oleh Afrika Selatan untuk Latih Tentara China
Kementerian Pertahanan Australia sedang menyelidiki laporan bahwa sejumlah mantan pilot melatih tentara China. Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan telah meminta departemen pertahanan menyelidiki klaim bahwa mantan pilot militer Australia telah direkrut oleh sekolah penerbangan Afrika Selatan untuk bekerja di China.
"Saya akan sangat terkejut dan terganggu mendengar bahwa ada personel yang dibujuk oleh cek gaji dari negara asing ketimbang melayani negara mereka sendiri," kata Marles dalam sebuah pernyataan. "Saya telah meminta departemen untuk menyelidiki klaim ini."
Juru bicara pertahanan partai liberal Andrew Hastie mengatakan kepada Sky News Australia bahwa dia mengetahui dua mantan pilot pesawat tempur Australia yang telah didekati untuk bergabung dengan program pelatihan militer China. Namun kedua mantan pilot itu menolak. Hastie adalah bekas asisten menteri pertahanan.
Baca selengkapnya di sini
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini