TEMPO.CO, Jakarta -Hari ini di tahun 2019 Presiden terlama Afrika Robert Mugabe meninggal dunia di usia 95 tahun.
Presiden Zimbabwe ke-2 ini sejak April 2018 lalu diketahui sedang menjalani perawatan di Singapura dan pasca tutup usia Robert diyakini di Negeri Singa itu. Seperti dilansir dari headline berikut profilnya:
Robert Mugabe lahir 21 Februari 1924 di Katuma, sebuah komunitas Kristen Yesuit yang berjarak sekitar 80 km dari Salisbury, Ibu Kota Koloni Inggris di Rhodesia Selatan. Ayahnya, Gabriel Matibili, seorang tukang kayu dari Nyasaland (Malawi). Ibunya, Bona, termasuk dalam kelompok etnis Shona yang terkemuka.
Robert lulus dari Katrina St. Francis Xavier College pada 1945. Selama 15 tahun berikutnya, ia mengajar di Rhodesia (negara penerus Koloni Inggris di Rhodesia Selatan) dan Ghana, kemudian menempuh pendidikan lanjutan di Fort Hare University di Afrika Selatan. Di Ghana ia bertemu dan menikahi istri pertamanya, Sally Hayfron.
Jadi Tahanan Politik dan Pemimpin Terlama
Pada 1960 Mugabe bergabung dengan partai pro-kemerdekaan Rhodesia, National Democratic Party dan menjadi sekretaris publisitasnya. Pada 1961, NDP mendapat status terlarang dari pemerintah Rhodesia.
Partai NDP ini kemudian direformasi menjadi Zimbabwe African Peoples Union (ZAPU) dan berkembang menjadi salah satu parpol besar di Rhodesia. Dua tahun kemudian, Mugabe meninggalkan ZAPU untuk Zimbabwe African National Union (ZANU, kemudian ZANU-PF), partai politik yang menaunginya.
Robert menjadi pemimpin Zimbabwe sejak kemerdekaan negara itu pada 1980 hingga ia dikudeta tanggal 15 November 2017. Sebelum dikudeta, Mugabe merupakan salah satu pemimpin negara Afrika yang paling lama berkuasa itu sempat menghabiskan 11 tahun sebagai tahanan politik di bawah pemerintahan Ian Smith di Rhodesia "nama Zimbabwe pra-kemerdekaan, saat masih dijajah oleh Inggris".
Usai menjadi tapol, Mugabe bangkit untuk memimpin gerakan Zimbabwe African National Union. Pria itu juga menjadi salah satu negosiator kunci dalam Lancaster House Agreement 1979 yang mengarah pada kemerdekaan Republik Zimbabwe dan setelah kemerdekaan itu, Mugabe terpilih sebagai Perdana Menteri dan kemudian menjadi Presiden Zimbabwe.
Selama memimpin, Mugabe dikenal mampu melakukan rekonsiliasi dengan kelompok kulit putih minoritas di Zimbabwe. Namun, ia juga kerap diketahui sebagai orang yang intens menyikut lawan-lawan politiknya.
Robert Mugabe Zimbabe
Memasuki tahun 2000, Robert Mugabe mendorong pengambilalihan peternakan komersial milik kelompok kulit putih, menyebabkan keruntuhan ekonomi dan inflasi. Dan sejak itu kepercayaan rakyat Zimbabwe memudar terhadapnya.
Mugabe, 93 tahun, yang dinobatkan sebagai Presiden tertua di dunia telah memerintah negara itu sejak 1980-an. Selama memerintah, Mugabe hanya memperkaya diri sendiri tanpa mempedulikan nasib mayoritas warganya, yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Saat dia akan melepaskan jabatannya, Mugabe dilaporkan akan mewariskan jabatan Presiden ke istri, Grace, yang berusia 52 tahun. Namun, kelompok veteran negara itu mengkritik keras Grace Mugabe, yang dinilai tidak memiliki hubungan dengan perjuangan kemerdekaan Zimbabwe. Grace dikenal dengan kegiatan perjalanan dan belanja yang boros. Dia juga dikenal dengan manuver politik, yang membuatnya menjadi sosok yang kurang populer.
Dan, untuk memuluskan tongkat estafet di dalam keluarganya sendiri, Robert Mugabe bahkan memecat wakil presidennya, yang dianggap lebih pantas menggantikannya kelak. Mugabe memecat Emmerson M. Mugabe yang sudah berkuasa selama 37 tahun menuduhnya merancang kudeta melalui praktek sihir.
IDRIS BOUFAKAR
Baca juga : Pengadilan Putuskan Makam Robert Mugabe Harus Dipindahkan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.