TEMPO.CO, Jakarta - Menurut sebuah survei yang diterbitkan pada Minggu, 21 Agustus 2022, sekitar dua pertiga orang Jerman tidak puas atas kinerja Kanselir Jerman Olaf Scholz dan koalisinya yang terpecah-pecah. Pemerintahan Scholz menghadapi krisis demi krisis sejak menjabat pada Desember 2021.
Hanya 25 persen warga Jerman percaya bahwa Scholz, yang berasal dari Partai Sosial Demokrat (SPD), melakukan pekerjaannya dengan baik. Menurut jajak pendapat oleh Insa untuk surat kabar mingguan "Bild am Sonntag", angka itu turun dari 46 persen pada Maret 2022.
Sebaliknya 62 persen orang Jerman berpikir Scholz melakukan pekerjaannya dengan buruk. Jumlah itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan hanya 39 persen orang yang tidak puas pada Maret.
Scholz adalah wakil kanselir di bawah pemimpin konservatif veteran Angela Merkel dalam koalisi yang berkuasa sebelumnya. Sejak mengambil alih kekuasaan, Olaf Scholz harus menghadapi perang di Ukraina, krisis energi, inflasi yang melonjak, dan kini kekeringan.
Semua masalah tersebut mendorong negara dengan ekonomi terbesar Eropa ke jurang resesi. Kritikus menuduh dia tidak menunjukkan kepemimpinan yang memadai.
Survei Insa menunjukkan, dukungan untuk SPD hanya mencapai 19 persen, jauh di belakang oposisi konservatif dan mitra koalisi juniornya, Partai Hijau. Angka itu juga berada di bawah 25,7 persen yang diraup SPD dalam pemilihan federal tahun lalu.
Sekitar 65 persen orang Jerman tidak senang dengan pekerjaan pemerintah koalisi tiga arah secara keseluruhan, dibandingkan dengan 43 persen pada Maret.
Jajak pendapat itu dilakukan setelah minggu yang sangat berat bagi Scholz. Pertama, dia menjadi sorotan karena secara langsung gagal menentang Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada konferensi pers bersama di Berlin. Abbas menuduh Israel melakukan "50 Holocaust".
Kemudian pada Jumat, 19 Agustus 2022, anggota parlemen oposisi di Hamburg menuduh Kanselir Jerman Olaf Scholz mengaburkan kebenaran pada sidang penipuan pajak besar yang terjadi selama masa jabatannya sebagai walikota kota pelabuhan utara. Tuduhan itu telah dibantahnya.
Baca: Alasan Jerman Tolak Paspor Tanpa Tanda Tangan Meski Ada Pengesahan
REUTERS