2004 - Dioksin
Seorang politisi Ukraina, Viktor Yushchenko diracun dengan TCDD atau dioksin dalam jumlah yang berbahaya pada akhir tahun 2004. Saat itu, Viktor Yushchenko mencalonkan diri sebagai presiden melawan kandidat yang didukung Rusia, Viktor Yanukovych.
TCDD yang umumnya juga disebut dioksin, adalah senyawa padat tidak berwarna dan tidak berbau pada suhu kamar. Dioksin merupaka zat defoliasi yang digunakan oleh militer AS dalam Perang Vietnam. TCDD diklasifikasikan sebagai karsinogen bagi manusia oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker.
Tes pada saat itu menunjukkan Yushchenko memiliki konsentrasi TCDD tertinggi kedua yang pernah diukur pada manusia. Akibatnya, wajahnya rusak selama bertahun-tahun oleh chloracne, tetapi dia perlahan pulih.
Yuschenko, yang menyukai integrasi Eropa dan keanggotaan Ukraina di NATO, mengatakan bahwa peracunannya bukan tindakan pribadi. Dia menuduh pejabat Rusia menghalangi penyelidikan atas siapa yang bertanggung jawab telah meracuninya.
2004 - Tidak Teridentifikasi
Jurnalis investigasi Rusia, aktivis hak asasi manusia, dan kritikus Kremlin, Anna Politkovskaya, jatuh sakit parah pada September 2004. Dia mengalami itu setelah minum teh dalam penerbangan Aeroflot dari Moskow ke Rusia selatan selama krisis penyanderaan sekolah di Beslan.
Politkovskaya yakin bahwa dia diracun oleh FSB. Laporan media mengatakan penyerangnya menggunakan racun yang tidak diketahui yang disiapkan di bekas fasilitas racun polisi rahasia Soviet.
Politkovskaya selamat, tetapi dia ditembak mati dua tahun kemudian di lift gedung apartemennya di Moskow.
Jenis racun yang tidak teridentifikasi juga terjadi pada aktivis yang menjadi korban, seperti Vladimir Kara dan Pyotyr Verzilov, secara beruturut-turut pada 2017 dan 2018.
2006 - Polonium
Seorang mantan perwira dinas keamanan FSB Rusia, Aleksandr Litvinenko diracun di sebuah bar sushi London pada November 2006 dan otopsi mengungkapkan, jejak polonium-210 ada di dalam tubuhnya. Pakar Inggris mengatakan dia mungkin adalah orang pertama yang meninggal karena efek radiasi akut polonium-210.
Polonium adalah unsur langka sarat radioaktif yang terjadi pada bijih uranium. Polonium-210 bisa 250.000 kali lebih beracun daripada hidrogen sianida, yang merupakan cairan sangat beracun yang dapat membunuh dengan cepat dalam dosis terkonsentrasi.
Penyelidikan Inggris pada Januari 2016 menyimpulkan ada bukti tidak langsung yang kuat tentang tanggung jawab negara Rusia dan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin dan kepala mata-matanya pada saat itu, Nikolai Patrushev, mungkin menyetujui peracunan Litvinenko.
Pada 21 September 2021, Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR) memutuskan bahwa Rusia bertanggung jawab atas pembunuhan Litvinenko. Dalam putusannya, ECHR telah menetapkan tanpa keraguan bahwa pembunuhan itu telah dilakukan oleh Lugovoi dan Kovtun sebagai agen Rusia.