TEMPO.CO, Jakarta - Satu dari tiga orang yang bekerja di parlemen Australia telah mengalami pelecehan seksual, menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada Selasa menyusul penyelidikan independen terhadap budaya tempat kerja parlementer.
Perdana Menteri Scott Morrison, yang memerintahkan peninjauan pada Februari setelah partainya mendapat tekanan atas penanganan dugaan pemerkosaan di dalam gedung parlemen, mengatakan temuan itu mengerikan dan sangat mengganggu.
Dikutip dari Reuters, 30 November 2021, tinjauan tersebut merinci perilaku tidak pantas yang tersebar luas, dan menemukan bahwa lebih dari separuh orang yang menanggapi telah mengalami setidaknya satu insiden pelecehan seksual, intimidasi, atau serangan seksual aktual atau percobaan.
"Pengalaman seperti itu meninggalkan jejak kehancuran bagi individu dan tim mereka dan merusak kinerja parlemen kami sehingga merugikan negara," kata laporan itu.
Laporan tersebut membuat 28 rekomendasi, termasuk keseimbangan gender yang lebih besar di antara anggota parlemen Australia dan staf mereka, kebijakan alkohol baru dan pembentukan kantor sumber daya manusia baru untuk menangani keluhan.
Scott Morrison mengatakan parlemen harus membersihkan tindakannya.
"Seperti siapa pun yang bekerja di gedung ini, saya menemukan statistik yang disajikan di sini, tentu saja mengerikan dan mengganggu," katanya kepada wartawan di Canberra.
"Saya berharap saya menemukan mereka lebih mengejutkan."
Soctt Morrison berada di bawah tekanan untuk mengatasi budaya parlementer menjelang pemilihan yang dijadwalkan pada paruh pertama tahun depan. Dukungan untuk pemerintah koalisi konservatifnya jatuh setelah tuduhan pecelehan seksual, sementara ribuan perempuan berunjuk rasa di seluruh Australia menyerukan kesetaraan yang lebih besar.
Baca juga: Pelecehan Seksual, Direktur WHO Ditekan untuk Segera Bertindak
REUTERS