Laporan organisasi pembelaan dalam masalah-masalah pelanggaran HAM, Human Right Watch, setidaknya terdapat 13 kelompok milisi tingkat kabupaten yang tiba-tiba muncul.
Kelompok-kelompok milisi ini seolah-olah dibentuk guna membela dan melindungi warga dari aksi kekerasan oleh gerilyawan yang pro kemerdekaan. Namun sebenarnya milisi ini melakukan intimidasi penduduk agar memilih otonomi dan mendukung integrasi dengan bangsa Indonesia.
James Dunn dalam studinya “Crimes against Humanity in East Timor, January to October 1999: Their Nature and Causes” menjelaskan lebih rinci latar belakang munculnya kelompok militan Timor Timur ini.
Lahirnya kelompok-kelompok milisi ini, menurut Dunn, merupakan hasil inisiatif dari lingkaran senior Tentara Nasional Indonesia.
Tekanan terhadap Presiden BJ Habibie kala itu, mendorong petinggi militer untuk menyokong kelompok-kelompok tersebut. Lebih lanjut Dunn memperkirakan ada ratusan hingga seribu lebih rakyat Timor Timur yang tewas dibunuh kelompok milisi saat itu.
RAHMAT AMIN SIREGAR
Baca: Amerika Serang Gudang Senjata di Suriah, Milisi Bekingan Iran Sinyalkan Balasan