TEMPO.CO, Jakarta - Militer Amerika melakukan serangan udara ke milisi bekingan Iran di Suriah dan Irak pada Ahad kemarin. Dikutip dari kantor berita Reuters, aksi tersebut untuk membalas lima serangan drone kepada personil Militer Amerika di Irak sejak April lalu.
Serangan udara, secara spesifik, ditujukan ke gudang penyimpanan senjata yang dimiliki milisi dengan nama Kataib Sayyed al-Shuhada itu. Pemerintah Amerika tidak menyebutkan ada berapa orang yang tewas dalam serangan tersebut. Adapun perwakilan milisi mengatakan ada empat anggota mereka yang tewas.
"Seperti yang didemonstrasikan pada serangan malam ini (waktu Amerika), Presiden Joe Biden akan dengan tegas melindungi personil-personil Militer Amerika di Timur Tengah," ujar Kementerian Pertahanan Amerika dalam keterangan persnya, Senin, 28 Juni 2021.
Menteri Luar Negeri Amerika, Antony Blinken, menambahkan bahwa serangan ke Suriah dan Irak sudah mereka pertimbangkan matang-matang. Hal itu untuk meminimalisir kemungkinan eskalasi yang lebih buruk. Itulah kenapa, kata ia, serangan ditujukan ke gudang senjata.
Kelompok Kataib Sayyed al-Shuhada tidak memberikan respon panjang atas serangan Amerika. Selain menyatakan jumlah anggota mereka yang tewas, kelompok tersebut hanya menyampaikan akan membalas aksi Amerika.
Presiden AS Joe Biden memberi hormat saat menaiki Air Force One saat ia berangkat dalam perjalanan untuk menghadiri KTT G7 di Inggris, perjalanan luar negeri pertama kepresidenannya, dari Pangkalan Militer Gabungan Andrews, Maryland, AS, 9 Juni 2021. [REUTERS/Kevin Lamarque]
Pemerintah Irak mengecam serangan yang dilancarkan Amerika. Diduga tidak ingin terseret ke urusan Amerika - Iran, Pemerintah Irak menyatakan akan mengkaji berbagai langkah hukum untuk mencegah serangan serupa terulang.
Sementara itu, Pemerintah Iran menganjurkan untuk tidak mencari gara-gara di Timur Tengah, terutama dengan menciptakan krsisi regional.
"Jelas terlihat bahwa apa yang dilakukan Amerika adalah upaya untuk mengganggu keamanan regional. Korban dari gangguan ini adalah Amerika nantinya," ujar Menteri Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh.
Presiden Amerika Joe Biden belum memberikan tanggapan apapun soal serangan ke Irak dan Suriah. Diduga, ia akan menyinggungnya dalam pertemuan dengan Presiden Israel Reuven Rivlin. Sebagaimana diketahui, Iran adalah musuh utama Israel.
Adapun serangan ke Irak dan Suriah adalah serangan udara kedua yang diperintahkan oleh Joe Biden sejak memutuskan berperang dengan milisi Kataib Sayyed al-Shuhada. Serangan pertama dilakukan pada Februari lalu, di Suriah, sebagai respon atas serangan roket ke pangkalan Amerika di Irak.
Baca juga: Satu Dekade Perang Suriah, Korban Tewas Hampir Setengah Juta
ISTMAN MP | REUTERS