TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat dan kelompok hak asasi manusia pada Senin mengecam vonis delapan bulan penjara seorang remaja Kamboja penyandang autisme yang dituduh menghina pejabat partai yang berkuasa di Facebook dan Telegram.
Hukuman itu dijatuhkan di tengah tindakan keras di Kamboja terhadap oposisi, masyarakat sipil, dan media yang dimulai menjelang pemilu 2018.
Sovann Chhay, 16 tahun, yang menurut kelompok hak asasi memiliki gangguan spektrum autisme dan merupakan putra seorang anggota oposisi politik yang ditahan dan seorang aktivis, dijatuhi hukuman delapan bulan pada Senin, di mana ia akan menjalani empat bulan dan 15 hari penjara dengan sisa hukuman yang ditangguhkan.
Duta Besar AS untuk Kamboja Patrick Murphy mengkritik keputusan pengadilan.
"Saya sedih mendengar Pengadilan Kota Phnom Penh hari ini menjatuhkan hukuman penjara kepada seorang anak atas tuduhan yang tampaknya bermotif politik. Bagaimana memenjarakan anak remaja seorang tokoh oposisi menunjukkan penghormatan terhadap hak asasi manusia?" kata Murphy di Twitter, dikutip dari Reuters, 2 November 2021.
Plang Sophal, wakil jaksa dan juru bicara di Pengadilan Kota Phnom Penh, menolak mengomentari kasus tersebut.
Anak laki-laki itu akan dibebaskan dari penjara bulan ini tetapi akan tetap dalam masa percobaan selama dua tahun tambahan, selama waktu itu dia akan diminta untuk muncul di hadapan pengadilan kapan pun dipanggil, memberi tahu pengadilan jika ia mengubah alamat, dan harus mendapatkan izin untuk meninggalkan negara itu, kata kelompok hak asasi lokal Licadho.
"Hukuman terhadap Sovann Chhay penyandang autisme berusia 16 tahun itu keterlaluan dan tidak dapat diterima di banyak tingkatan dan menandakan titik terendah baru dalam perburuan penyihir Perdana Menteri Kamboja Hun Sen terhadap lawan politiknya," kata Phil Robertson, Wakil Direktur Asia di Human Rights Watch.
Baca juga: Empat Aktivis Lingkungan Didakwa karena Dituduh Hina Raja Kamboja
REUTERS