TEMPO.CO, Jakarta - Seorang dokter Israel di rumah sakit lapangan di dalam penjara yang menampung ratusan tahanan Palestina asal Gaza, memperingatkan bahwa kondisi di sana sangatlah buruk.
Bahkan, dokter itu mengatakan kondisi di penjara tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap hukum Israel, lapor surat kabar Haaretz Israel pada Kamis.
Dalam sebuah surat kepada pejabat senior Israel, dokter tersebut mencatat bahwa para tahanan di penjara Sde Teiman, dekat Kota Be'er Sheva di Israel selatan, dibelenggu dengan keempat anggota badannya selama 24 jam sehari, menyebabkan luka parah pada tangan dan kaki mereka.
Akibatnya, mereka terpaksa diamputasi.
“Dua tahanan diamputasi kakinya karena luka borgol pada pekan ini. Dan ini bukan pertama kali terjadi,” kata sang dokter yang menggambarkan kondisi menyedihkan dan pelanggaran etika medis dan hukum dalam suratnya kepada para menteri dan jaksa agung Israel.
Selain itu, para tahanan sering kali ditutup matanya, hanya diberi makan melalui sedotan, tidak diberi akses ke toilet dan buang air besar dengan popok, serta menjalani operasi besar tanpa perawatan medis yang layak, kata dokter yang tidak disebutkan namanya dalam surat yang dikutip oleh Haaretz.
“Operasi fasilitas tersebut tidak mematuhi satu bagian pun di antara fasilitas yang berhubungan dengan kesehatan dalam Hukum Penahanan Pejuang yang Melanggar Hukum,” katanya.
“Hal ini membuat kami semua – tim medis dan Anda, mereka yang bertanggung jawab di kementerian kesehatan dan pertahanan, terlibat dalam pelanggaran hukum Israel. Dan mungkin yang lebih buruk bagi saya sebagai seorang dokter adalah pelanggaran atas komitmen dasar saya terhadap pasien, di mana pun mereka berada, seperti yang sumpah saya ketika lulus 20 tahun yang lalu.”
Pilihan Editor: Israel Ubah Kantin Jadi Penjara, Kewalahan Tampung Tahanan Palestina
AL JAZEERA | HAARETZ