TEMPO.CO, Jakarta - Siapa yang akan menggantikan Jovenel Moise, yang tewas dibunuh, sebagai Presiden Haiti berikutnya menjadi pertanyaan. Walau utusan khusus PBB untuk Haiti Helen La Lime sudah menunjuk Perdana Menteri Claude Joseph sebagai kepala negara yang baru, hal itu hanya bersifat sementara.
Menurut laporan Reuters, indikasi perebutan kekuasaan mulai ada. Senat Haiti, pada Jumat kemarin, mengklaim sebagai pihak yang bisa menentukan siapa pengganti Moise. Mereka mencalonkan Kepala Senat Joseph Lambert sebagai Presiden Haiti yang baru.
Lambert tidak menyangkal bahwa ada dukungan kepada dirinya untuk menjadi presiden yang baru. Bahkan, kata ia, ada juga desakan dari Senat untuk melengserkan Claude Joseph dari posisi Perdana Menteri. Jika perubahan-perubahan itu terjadi, Lambert mengatakan bakal ada pemberitahuan besar-besaran.
"Sekretariat Senat akan memberikan nota ke entitas nasional, internasional, dan juga Direktur Jenderal Kepolisian serta Kementerian Luar Negeri. Dengan begitu, seluruh kedutaan yang terdaftar di Haiti mendapat informasi tersebut," ujar Lambert, Sabtu, 10 Juli 2021.
Sejauh ini, figur yang digadang-gadangkan bakal menggantikan Claude Joseph sebagai PM adalah politisi Ariel Henry. Pekan ini, sebelum meninggal, Jovenel Moise sudah menunjuk Henry untuk membentuk pemerintah gabungan, namun ia belum sempat disumpah. Henry pun dikabarkan merasa Joseph bukan plt kepala negara yang sah.
Di pemerintahan, para pejabat negara konsisten menyatakan Claude Joseph lah Presiden Haiti yang baru. Walau begitu, Joseph hanya akan mengisi posisi tersebut selama kurang lebih 2,5 bulan sesuai arahan PBB.
"Claude Joseph akan memegang posisi tersebut hingga Pemilu Presiden Haiti yang akan digelar pada 26 September nanti," ujar Menteri Pemilu Haiti, Mathias Pierre.
Politisi oposisi, Andre Michel, menyatakan kekosongan kekuasaan akibat pembunuhan Jovenel Moise adalah hal baru bagi Haiti. Sebelumnya, kata ia, Haiti tidak pernah mengalami situasi serupa dan hal itulah yang berpotensi menyebabkan ketegangan di kemudian hari.
"Pembunuhan tersebut...telah memicu kekosongan politis dan institusional pada tingkat tertinggi di Haiti. Tidak ada ketentuan konstitusi yang mengatar situasi ini," ujar Michel.
Baca juga: Fakta Pembunuhan Presiden Haiti: Tewas Ditembak 12 Kali, Anak Sembunyi di Kamar
ISTMAN MP | REUTERS