TEMPO.CO, Jakarta - Polisi telah menangkap pelaku pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise. Para pembunuh adalah tim komando bersenjata lengkap yang terdiri dari 26 orang Kolombia dan dua orang Haiti-Amerika.
Menteri Pertahanan Kolombia Diego Molano mengatakan temuan awal menunjukkan bahwa warga Kolombia yang dicurigai terlibat dalam pembunuhan itu adalah pensiunan anggota angkatan bersenjata negaranya. Ia berjanji untuk mendukung penyelidikan di Haiti.
Setelah Moise terbunuh, utusan khusus PBB untuk Haiti menunjuk Perdana Menteri Claude Joseph sebagai pemimpin sementara negara Karibia. Joseph akan menggantikan Moise hingga digelar pemilihan presiden mendatang. PBB juga meminta semua pihak mengesampingkan perbedaan setelah pembunuhan Presiden Jovenel Moise.
"Pasti ada ketegangan. Pasti orang yang berada di berbagai sisi memiliki interpretasi berbeda, itulah pentingnya berdialog," kata utusan khusus PBB untuk Haiti, Helen La Lime.
Kematian Jovenel Moise telah menimbulkan kebingungan tentang siapa pemimpin negara berpenduduk 11 juta orang tersebut. Haiti berbagi pulau Hispaniola dengan Republik Dominika.
La Lime melanjutkan menurut Joseph putaran pertama pemilihan parlemen dan presiden akan berlangsung pada 26 September 2021. Sedangkan putaran kedua digelar pada November 2021.
"Pemangku kepentingan perlu mengesampingkan perbedaan mereka dan untuk memetakan jalan bersama ke depan dan mengatasi momen sulit ini dengan cara damai," kata La Lime.
Penembakan Jovenel Moise dikhawatirkan akan membuat negara termiskin di Amerika itu berada dalam kekacauan di tengah perpecahan politik, kelaparan, dan kekerasan geng yang meluas.
Baca: Pembunuh Presiden Haiti Jovenel Moise Adalah Tim Komando Terlatih
REUTER