Khattiyaa, gadis cantik berusia 27 tahun ini, menjadi pendukung Aliansi rakyat untuk Demokrasi (PAD), yang memprotes kedudukan Perdana Menteri Somchai Wongsawat. Khattiyaa yang berprofesi menjadi pengacara ini pun ikut duduk dengan para demonstran, yang sering mendapat ancaman bom seperti ledakan bom kemarin, yang menewaskan satu orang dan 40 lebih luka-luka.
Sementara ayah Khattiyya, yang dikenal dengan Seh Daeng, berpangkat mayor jenderal, yang pihaknya mengancam demonstran PAD dengan bom dan ular berbisa yag dijatuhkan dari helikopter. Dalam wawancara dengan Bangkok Post, yang dipublikasikan Kamis lalu, keluarga itu masih menetap dalam satu atap di keluarga Sawadipol.
“Di rumah, ayah saya sangat penyayang. Dia selalu membuatku bahagia,” ujar Khattiya. “Meskipun kami berbeda pandangan, kami tidak harus berperang. Pikiran kami harus terbuka dan menghargai kebebasan satu sama lain.”
Pada sisi ayah, Seh Daeng, yang sudah berpengalaman di berbagai tugas kemiliteran ini mengatakan bahwa keselamatan putrinya di lingkungan PAD bukan menjadi perhatiannya. “Saya katakan kepada dia, jika dia di sana, dia harus bisa menjaga keselamatannya sendiri. Saya tidak dapat menolongnya jika dia terkena bom atau granat,” ujarnya enteng. “Saya bisa memproduksi anak lagi, tapi negara tidak dapat memproduksi.”
Bangkok Post| Reuters| Nur Haryanto