Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Park Won-soon Wali Kota Seoul yang Dijagokan Jadi Presiden

image-gnews
Wali kota Seoul, Korea Selatan Park Won-soon. [YONHAP via Korea Herald]
Wali kota Seoul, Korea Selatan Park Won-soon. [YONHAP via Korea Herald]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Park Won-soon, 64 tahun menjadi orang nomor satu di Seoul, ibu kota Korea Selatan sejak tahun 2011 dan bertahan hingga saat ini.

Mengikuti pemilihan wali kota Seoul pertama kali tahun 2011, Park kemudian memenangkan pemilihan berturut-turut di tahun 2014 dan 2018.

Jabatan wali kota Seoul merupakan jabatan bergengsi yang akan membawanya untuk mengikuti pemilihan presiden Korea Selatan pada tahun 2022.

Park sama halnya dengan Presiden Moon Jae-in, berlatar belakang pengacara, aktivis demokrasi dan HAM. Keduanya juga didukung partai Demokrat yang saat ini berkuasa di parlemen Korea Selatan.

Park lahir 26 Maret tahun 1956 di satu kota Changnyeong-gun, provinsi Gyeongsang selatan.

Dia mengawali karirnya sebagai penuntut dan kemudian menjadi Sekretaris Jenderal di LSM People's Solidarity for Participatory Democratization selama beberapa tahun lamanya.

Park kemudian maju dalam pemilihan wali kota Seoul tahun 2011. Dia meraih kemenangan besar mengalahkan calon yang diusung partai berkuasa saat itu.

Park saat itu tidak punya ketergantungan dengan satu partai politiknya dan tidak punya pengalaman berpolitik praktis.

Park sebagai calon independen melakukan aliansi dengan partai-partai oposisi dalam pemilihan wali kota Seoul.

Kemenangan Park mengejutkan para politisi. Adapun pengamat memandang kemenangan Park sebagai sinyal rakyat Korea Selatan sudah lelah dengan politik tradisional saat itu.

Park fokus pada proyek-proyek mensejahterakan kota Seoul.

Keberhasilan ini membawa dia menang lagi dalam pemilihan wali kota Seoul tahun 2014 dan 2018.

Park menjadi simbol reformasi kota berpenduduk 10 juta jiwa tahun 2019.

Park menjadi orang nomor satu di Seoul, ibu kota Korea Selatan sejak tahun 2011 dan bertahan hingga saat ini. Mengikuti pemilihan wali kota Seoul pertama kali tahun 2011, Park kemudian memenangkan pemilihan berturut-turut di tahun 2014 dan 2018.

Jabatan wali kota Seoul merupakan jabatan bergengsi yang akan membawanya untuk mengikuti pemilihan presiden Korea Selatan pada tahun 2022.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Park sama halnya dengan Presiden Moon Jae-in, berlatar belakang pengacara, aktivis demokrasi dan HAM. Keduanya juga didukung partai Demokrat yang saat ini berkuasa di parlemen Korea Selatan.

Park Won-soon lahir 26 Maret tahun 1956 di kota Changnyeong-gun, provinsi Gyeongsang selatan.

Dia mengawali karirnya sebagai penuntut dan kemudian menjadi Sekretaris Jenderal di LSM People's Solidarity for Participatory Democratization selama beberapa tahun lamanya.

Park kemudian maju dalam pemilihan wali kota Seoul tahun 2011. Dia meraih kemenangan besar mengalahkan calon yang diusung partai berkuasa saat itu.

Park tidak punya ketergantungan dengan satu partai politiknya dan tidak punya pengalaman berpolitik praktis. Park sebagai calon independen melakukan aliansi dengan partai-partai oposisi dalam pemilihan wali kota Seoul.

Kemenangan Park mengejutkan para politisi. Adapun pengamat memandang kemenangan Park sebagai sinyal rakyat Korea Selatan sudah lelah dengan politik tradisional saat itu.

Park dalam kampanyenya fokus pada proyek-proyek mensejahterakan kota Seoul.

Keberhasilannya ini membawa dia menang lagi dalam pemilihan wali kota Seoul tahun 2014 dan 2018. Park menjadi simbol reformasi kota berpenduduk 10 juta jiwa tahun 2019.

Namun publik Korea Selatan dikejutkan dengan kasus pelecehan seksual yang dilakukannya terhadap mantan sekretarisnya.

Mantan sekretarisnya itu secara resmi melaporkan pelecehan seksual yang dilakukan Park ke polisi pada hari Rabu, 8 Juli lalu.

"Kontak fisik yang tidak diinginkan dan pesan telepon yang tidak pantas darinya terkait dengan kasus MeToo kemungkinan," kata seorang sumber kepada The Korea Times, 10 Juli 2020.

Sehari berlalu, Park Won-soon dikabarkan tidak masuk kantor dengan alasan sakit. Anak perempuannya memberitahukan ke polisi ayahnya tidak pulang ke rumah beberapa jam kemudian.

Lebih dari 700 polisi dikerahkan mencari Park. Jasadnya ditemukan di pebukitan di area Gunung Bukak , tak jauh dari rumahnya. Media terkemuka Korea Selatan menduga pria yang meninggalkan satu istri dan seorang anak, bunuh diri dipicu kasus pelecehan seksual itu.

Jika benar bunuh diri, Park Won-soon menjadi pejabat tertinggi Korea Selatan yang mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Rakyat Korea Selatan kembali dikejutkan dengan kematian pemimpin yang mereka harapkan mengubah warna politik Korea Selatan empat tahun mendatang.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kasus Kematian Brigadir RAT, Beda Pernyataan Polda Sulawesi Utara dan Si Pengusaha Tambang

1 hari lalu

Brigadir Ridhal Ali Tomi, anggota Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Manado. Dia ditemukan tewas di dalam mobil Toyota Alphard hitam dengan kepala tertembak, di Jalan Mampang Prapatan IV Nomor 20, Jakarta Selatan, Kamis, 15 April 2024. Dok. Instagram
Kasus Kematian Brigadir RAT, Beda Pernyataan Polda Sulawesi Utara dan Si Pengusaha Tambang

Kematian Brigadir RAT masih menyisakan misteri. Untuk apa ia di Jakarta, padahal tugasnya di Manado? Kenapa beda keterangan Polda Sulut dan pengusaha?


Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

3 hari lalu

Ilustrasi senjata api. ANTARA FOTO
Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?


Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

3 hari lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Para ahli PBB mendesak penjajah Zionis Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza, dan menuntut ekspor senjata ke Israel "segera" dihentikan.


Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

4 hari lalu

Calon presiden Panama, Jose Raul Mulino merayakan bersama para pendukungnya setelah Mulino dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden berdasarkan hasil sementara otoritas pemilu, di Panama City, Panama, 5 Mei 2024. REUTERS/Daniel Becerril
Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.


Banyak Veteran Perang AS yang Bunuh Diri, Pemicu Terbesar Masalah Keluarga

4 hari lalu

Aksi para Veteran Perang AS untuk memperingati Aaron Bushnell di Oregon. english.almayadeen.net
Banyak Veteran Perang AS yang Bunuh Diri, Pemicu Terbesar Masalah Keluarga

Pemicu depresi dan bunuh diri veteran perang AS beragam, di antaranya lama hidup jauh dari rumah, pasangan, dan anak -- situasi yang membuat stres.


Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

7 hari lalu

Konferensi Pers di Polres Metro Jakarta Selatan, pada Senin, 29 April 2024, mengenai kasus Brigadir RA yang tewas di dalam mobil Alphard, pada Kamis, 25 April 2024. TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.


Modus Penyelewengan Dana BOS

8 hari lalu

Modus Penyelewengan Dana BOS

Penyelewengan dana bantuan operasional sekolah atau dana BOS diduga masih terus terjadi di banyak satuan pendidikan secara nasional.


Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

8 hari lalu

Prabowo Subianto menyalami Menteri Investasi Bahlil Lahadalia (kanan). TEMPO/M Taufan Rengganis
Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?


Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

8 hari lalu

Momen ketika Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat naik pitam dalam sidang lanjutan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) sengketa Pileg 2024 pada Kamis, 2 Mei 2024 karena komisioner KPU tak ada yang hadir dalam persidangan di ruang sidang panel 3, Gedung MK, Jakarta Pusat. Sumber: Tangkapan layar YouTube Mahkamah Konstitusi
Hakim MK Naik Pitam Komisioner KPU Absen di Sidang Pileg: Sejak Pilpres Enggak Serius

Hakim MK Arief Hidayat menegur komisioner KPU yang tak hadir dalam sidang PHPU Pileg Panel III. Arief menilai KPU tak menganggap serius sidang itu.


Keluarga Akui Tak Tahu Detail Masalah Pribadi yang Diduga Sebabkan Brigadir RA Tewas

9 hari lalu

Tempo Explain: Tanda Tanya di Balik Kematian Brigadir Ridhal Ali
Keluarga Akui Tak Tahu Detail Masalah Pribadi yang Diduga Sebabkan Brigadir RA Tewas

Keluarga Brigadir RA masih menunggu hasil pemeriksaan ponsel oleh penyidik Polres Jakarta Selatan