TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Pakistan Imran Khan pada Senin meminta warga untuk hidup berdampingan dengan virus corona karena negara tidak sanggup lagi menanggung beban ekonomi akibat lockdown.
Imran Khan mengutip keruntuhan ekonomi untuk membenarkan keputusan pemerintahnya mencabut lockdown meskipun infeksi dan kematian meningkat, sehingga dia mendesak orang untuk "hidup dengan virus."
Dilaporkan Reuters, 2 Juni 2020, Pakistan telah melonggarkan hampir semua tindakan lockdown, terutama untuk mencegah krisis ekonomi. Negara itu akan membuka pariwisata tetapi bioskop, teater, dan sekolah tetap ditutup.
Negara Asia Selatan yang berpenduduk 220 juta jiwa ini melaporkan 72.160 kasus virus corona baru dan 1.543 kematian, yang akhir-akhir ini melonjak hingga mencapai rata-rata 80 per hari.
Kerugian ekonomi termasuk penurunan ekspor, penurunan 30% dalam pendapatan dan pengiriman uang diperkirakan akan turun dalam beberapa bulan mendatang, kata Khan. Dengan defisit fiskal kemungkinan akan naik setinggi 9,4% dan kekurangan pendapatan, Pakistan menghadapi krisis neraca pembayaran.
Pekerja kereta api yang mengenakan alat pelindung mengukur suhu dan mendisinfeksi penumpang sebelum mereka naik kereta untuk kembali ke kota asal mereka, setelah Pakistan mulai melonggarkan lockdown dan diizinkan untuk melanjutkan operasional kereta penumpang di tengan wabah penyakit virus corona (Covid-19), di Karachi , Pakistan 20 Mei 2020. [REUTERS / Akhtar Soomro]
Komite Koordinasi Nasional (NCC) yang dipimpin Imran Khan pada Senin mengizinkan pembukaan bisnis selama lima hari hingga pukul 19:00 dengan secara ketat mengamati SOP, dan bisnis akan diliburkan pada hari Sabtu dan Minggu.
Komite memutuskan untuk menyusun daftar bisnis dan kegiatan komersial yang direkomendasikan, dengan suara bulat disepakati oleh pemerintah federal dan unit federasi, akan diedarkan ke industri yang memungkinkan mereka untuk melanjutkan kegiatan mereka, menurut laporan The News Pakistan.
Negara itu tidak sanggup menanggung kerugian yang terjadi selama lockdown seperti yang dilakukan banyak negara lain, kata Khan dalam pidato yang disiarkan televisi.
Khan mengutip 50 juta orang yang hidup di bawah garis kemiskinan dan 25 juta buruh dengan gaji harian akan menanggung beban.
Khan mengatakan pemerintahnya memberikan bantuan tunai kepada orang miskin, yang tidak mungkin dilanjutkan dalam skala besar, menambahkan sekitar 130 juta hingga 150 juta orang terkena dampak buruk dari lockdown.
"Kondisi kami tidak memungkinkan kami terus memberi makan uang kepada mereka, berapa lama kami bisa memberi mereka uang," kata Khan.
Dia mendesak orang untuk bertindak secara bertanggung jawab, tetapi lebih banyak infeksi dan kematian tidak bisa dihindari.
"Virus ini akan menyebar lebih banyak. Saya harus mengatakannya dengan menyesal bahwa akan ada lebih banyak kematian, Jika orang berhati-hati, mereka bisa hidup dengan virus corona," kata Imran Khan.